Powered By Blogger

Rabu, 09 November 2011

Berkas Pegawai Pasar Sentral Segera Dilimpahkan


MAKASSAR, FAJAR--Penyidik Polres Pelabuhan Makassar dalam waktu dekat segera melimpahkan, berkas kasus pengeroyokan terhadap Direktur PT Anugerah Bahana Citra, Ahmad Ibrahim yang dilakukan oleh pegawai Pasar Sentral Makassar.
"Berkasnya sudah kita anggap rampung. Dalam waktu dekat, kasus ini sudah kita limpahkan ke kejaksaan karena kami anggap sudah siap," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan, AKP Sukri Abham, Rabu, 9 November.
Dalam  kasus ini, tiga pegawai Makassar Mall ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Pelabuhan. Mereka dijerat Pasal 17o KUHP tentang tindak pidana dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang (pengeroyokan), dengan ancaman penjara di atas lima tahun. Ketiga pegawai Pasar Sentral yang dijadikan tersangka  itu masing-masing Aris Jamil Rahman (37), Indra Alamsyah (32), dan Abdul Rauf (42).
Terhadap ketiga tersangka ini, Sukri menegaskan bahwa mereka dikenakan wajib lapor setiap minggu. Ketiga tersangka ini memang tidak ditahan polisi dengan alasan tersangka mendapat jaminan tidak akan melarikan diri.
"Meski memenuhi unsur untuk dilakukan penahanan, tapi tidak berarti semua pelaku pidana harus ditahan. Kalau ada yang memberikan jaminan dan tersangka juga dipastikan tidak melarikan diri, bisa saja tidak ditahan, tapi sekadar diharuskan wajib lapor," kata Sukri.
Sebelumnya, penyidik Polres Pelabuhan didesak untuk melakukan penahanan terhadap ketiga tersangka utamanya dari pihak Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall, selaku pihak yang mendampingi korban mengadukan pengeroyokan ini ke polisi. Terlapor utama dalam kasus ini adalah Kepala Pasar Sentral, Jaenuddin namun sejauh ini polisi tidak menemukan indikasi keterlibatan pejabat tersebut. (hamsah umar)      

Pelajar SMP Ditodong Lalu Dirampok


MAKASSAR, FAJAR--Aksi perampokan dengan modus berpura sebagai anggota polisi lalu lintas kembali terjadi. Rabu, 9 Oktober, dua pelajar salah satu SMP di Makassar, Muh Radilah (14) dan Farhan (13)  menjadi korban. 
Dua unit handphone Blackberry dibawa kabur pelaku yang berpura-pura petugas lalu lintas itu. Sebelum dirampok, pelaku yang diduga polisi gadungan ini terlebih dahulu menodong korban  di Jalan Pengayoman Makassar.
Warga Jalan Daeng Tata Raya Makassar ini, berboncengan menggunakan sepeda motor Scoopy. Saat itu, korban hendak pulang ke rumahnya. Namun begitu berada di Jalan Pengayoman, korban diadang kedua pelaku menggunakan sepeda motor. Saat dihentikan, kedua pelaku mengaku sebagai anggota lalu lintas.
Saat itu, pelaku berpura-pura memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan korban termasuk SIM. Tapi karena tidak bisa memperlihatkan, pelaku kemudian minta korban ikut ke Polsekta Panakkukang dengan alasan korban melanggar lalu lintas. Tanpa curiga, kedua korban mengikuti permintaan pelaku.
Aksi pelaku ini cukup leluasa apalagi dilakukan larut malam. Dalam perjalanan pelaku yang mengendarai Honda Beat Biru itu berhenti kemudian merampas handphone milik korban. Begitu berhasil mengambil dua unit Blackberry korban, kedua pelaku langsung meninggalkan korban.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar membenarkan kasus tersebut. Akbar menegaskan, pihaknya sementara melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku. "Kita sementara melakukan penyelidikan terhadap pelakunya," kata Akbar.
Sekadar mengingatkan, pada Agustus lalu, aksi perampokan dengan modus ini juga marak dengan sasaran pengendara sepeda motor yang melintas di jalan dini hari. Dalam kasus ini, salah seorang pelaku berhasil diungkap Polsekta Panakkukang yang ternyata memang anggota polisi yang bertugas di wilayah Maros. (hamsah umar)    

Santunan Korban Pesawat SMAC Rp25 Juta


MAKASSAR, FAJAR--Pihak Sabang Merauke Air Charter (SMAC) dan PT Angkasa Pura dikabarkan memberikan santunan sebesar Rp25 juta, kepada ahli waris Zainuddin, korban kecelakaan pesawat SMAC PK-ZAQ C212 yang terjadi di Run Way III Bandara Internasional Hasanuddin Makassar beberapa waktu lalu.
Kabar pemberian santunan kepada keluarga Zainuddin ini, disampaikan salah seorang keluarga almarhum, Saifuddin melalui telepon Rabu, 9 November. Saifuddin mengaku perwakilan dari PT Angkasa Pura dan SMAC sudah menuju ke Sinjai guna menyerahkan santunan tersebut.
"Komunikasi terakhir perwakilan dari Angkasa Pura dan SMAC sudah menuju Sinjai. Sebagai keluarga korban, kami tentu menerima saja bantuan yang diberikan," kata Safiuddin.
Sebelumnya, tambah dia, PT Angkasa Pura telah memberi bantuan awal kepada ahli waris keluarga Zainuddin sebesar Rp14. 750.000. Bantuan tersebut digunakan pihak keluarga untuk biaya penguburan korban maupun autopsi mayat korban.
Dia mengakui bahwa, jumlah santunan yang diberikan oleh SMAC itu tidak sebanding dengan nyawa anggota keluarganya, apalagi Zainuddin adalah tulang punggung keluargaa, utamanya seorang istri dan dua anaknya yang masih berusia  satu tahun dan lima tahun. "Kami sempat berharap kedua anak korban dibiayai pendidikannya, tapi sepertinya tidak disanggupi," katanya.
Sekadar mengingatkan, Zainuddin tewas dengan luka para di kepala karena terbentur baling-baling pesawat SMAC yang saat itu bersiap landing. Belum diketahui bagaimana korban bisa lolos masuk ke areal terlarang tersebut. Sejauh ini, PT Angkasa Pura juga belum melansir seperti apa investigasi yang dilakukan. Warga  Dusun Baruttung Kelurahan Alehanuae, Sinjai Timur ini tewas pada Sabtu, 15 Oktober lalu. (hamsah umar)

Selasa, 08 November 2011

Suami Bunuh Istrinya


MAKASSAR, FAJAR--Prilaku tidak manusiawi di kalangan rumah tangga terjadi di Makassar. Seorang suami, Sunardi tega membunuh istrinya sendiri, Syahria (34). Perbuatan bejat ini dilakukan tersangka di sekitar tempat kerjanya di Jalan Abdullah daeng Sirua, Senin, 7 November sekira pukul 20.00. 
Aksi pembunuhan ini baru terungkap pada Selasa, 8 November sekira pukul 06.00, setelah mayat korban ditemukan tergeletak di depan SDN Tamamaung Makassar. Korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga bernama Sania, yang masih memiliki hubungan keluarga. Penemuan mayat tersebut langsung dilaporkan ke Polsekta Panakkukang. 
Warga Jalan AP Pettarani III Makassar ini meregang nyawa setelah mendapat dua tikaman pada dada kiri serta bagian perut. Korban diduga meninggal karena kehabisan darah, terlebih lagi pelaku yang tidak lain suaminya sendiri meninggalkannya begitu saja begitu melihat istrinya terkapar.
Penemuan mayat ini mengundang perhatian ratusan warga di sekitar lokasi kejadian. Warga berkerumunan ingin menyaksikan wanita yang sudah memiliki anak berusia dua tahun ini. Mayat korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum oleh petugas Polsekta Panakkukang dan Polrestabes Makassar yang turun ke lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun, pelaku yang ditinggal istri bersama laki-laki lain beberapa pekan ini, mengajak korban bertemu di tempat kerjanya. Korban yang memang masih istri resmi pelaku ini memenuhi permintaan suaminya. Namun saat bertemu itu, diduga pelaku dan korban adu mulut sehingga memicu kemarahan pelaku yang kemudian menikam istrinya dua kali.        
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menjelaskan bahwa pembunuhan korban oleh suaminya sendiri ini diduga karena faktor dendam dan cemburu. Sekitar satu bulan terakhir, korban dikabarkan selingkuh dan pergi bersama laki-laki lain berinisial Az. Pelaku tiga pekan lalu bahkan sempat melaporkan istrinya ke Polsekta Panakkukang dengan tuduhan kawin lari.
"Sehari sebelumnya juga korban dan pelaku bertemu dan sempat ribut. Awalnya, kita mencurigai pelaku pembunuhan adalah pria selingkuhannya, tapi ternyata suaminya sendiri," kata Himawan.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar menambahkan bahwa tersangka yang berprofesi sebagai buruh bangunan sudah diamankan. Saat ini, tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif. Tersangka ditangkap di eks GORO.  "Tersangka sudah berhasil kita amankan yang tidak lain adalah suaminya sendiri," kata Akbar. (hamsah umar)                

Bocah 9 Tahun Dikeroyok Kawanan Pemuda


MAKASSAR, FAJAR--Dua bocah menjadi korban pengeroyokan kawanan pemuda di Jalan Nuri Makassar. Kedua bocah ini diketahui bernama Dika (13) dan Dito (9). Kedua korban dikeroyok Selasa, 8 November.
Akibat pengeroyokan yang dialami kedua bocah itu, korban mengalami sejumlah luka. Dika mengalami luka pada tangan sedang adiknya, Dito menderita luka lebih parah bahkan harus dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar  guna mendapatkan penanganan medis. Korban yang satu ini menderita luka di paha dan lutut.
Peristiwa pengeroyokan terhadap bocah ini berawal saat kedua korban yang mengendarai sepeda motor Mio Sporty diadang pelaku. Salah seorang pelaku diketahui bernama Dulun, warga di sekitar lokasi kejadian. Saat  mengadang korban, pelaku menendang korban di atas motor hingga terjatuh.
Para pelaku yang berjumlah banyak itu mengeroyok kedua korban. Namun Dika berhasil melarikan diri dan minta pertolongan warga. Saat itulah, Dika sempat dimasukkan ke got oleh para pelaku. Belum diketahui penyebab pelaku melakukan pengeroyokan terhadap bocah tersebut.
Namun dugaan sementara, pelaku yang usianya masih belasan tahun itu juga diduga bermusuhan, apalagi informasi  yang diperoleh Dika dan Duyun sering saling ejek. "Dia memusuhi saya", ujar Dika di kantor polisi.
Kanit Reskrim Polsekta Mamajang, AKP Agus Arfandy menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pengeroyokan bocah ini. Para pelaku kata dia saat ini sedang dikejar guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. (hamsah umar)