Powered By Blogger

Rabu, 07 Desember 2011

Jadi Dambaan dan Kebanggaan Prajurit


DITUNJUK menjadi prajurit penjaga perbatasan di pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina, di kalangan prajurit TNI memiliki suka dan duka. Namun dibalik semua itu, penugasan di perbatasan sudah menjadi dambaan sekaligus kebanggaan bagi prajurit.
Bahkan banyak prajurit yang mengharapkan bisa bertugas di wilayah perbatasan, utamanya yang masih berstatus bujangan. Bagi prajurit, bertugas di pulau terluar di wilayah Kodam VII/Wirabuana ini suatu hal yang selalu dinantikan. 
Namun, proses penenpatan prajurit di perbatasan ini bukan tanpa pertimbangan dari pimpinan. Pasalnya, sebelum ditempatkan di wilayah tugas, prajurit harus menjalani serangkaian latihan pra tugas sekaligus seleksi untuk menentukan kelayakan seorang prajurit bertugas di perbatasan.
Selain pengalaman bertugas di wilayah perbatasan, ada juga prajurit yang menemukan pujaan hatinya di wilayah tugas. Bahkan, salah satu prajurit yang ditarik dari penugasan ada yang berencana melangsungkan pernikahaan dengan seorang gadis pujaannya di wilayah penugasan. Bahkan prajurit tersebut siap ditugaskan kembali sebagai babinsa di pulau terluar ini.     
Ini juga berlaku bagi 103 prajurit Yonif 712/Wiratama Kodam VII/Wirabuana yang ditugaskan di perbatasan Indonesia -Filipina. Menurut Pangdam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam, selama tiga bulan pra tugas, prajurit yang dianggap tidak layak tidak akan ditunjuk untuk bertugas di perbatasan.                
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan seorang prajurit  bisa dipercaya mengembang amanah di perbatasan. Salah satunya adalah faktor mental, psikologi, maupun fisik. "Tidak serta merta prajurit ditunjuk bertugas di perbatasan. Tapi semua melalui tahapan yang matang," tegas Nizam.
Kehadiran prajurit TNI di perbatasan ini sendiri disambut baik masyarakat. Apalagi, prajurit TNI ini tidak sekadar berposko melakukan pengamanan, tapi juga turun langsung membantu masyarakat dalam berbagai kehidupan.
Di Kepulauan Marore misalnya, prajurit TNI aktif membantu petani membuat lahan pertanian, begitu juga dengan kegiatan sosial lainnya. Tidak heran, ketiga prajurit TNI ini diganti, banyak warga yang merasa kehilangan bahkan menangis karena mengingat budi baik prajurit TNI selama ini.
"Apa yang dirasakan masyarakat ketika ada pergantian prajurit, menjadi bukti bahwa prajurit TNI sudah mampu berbaur dengan baik dengan masyarakat. Hal seperti ini yang selalu kita harapkan dari setiap prajurit TNI. Bahkan kalau perlu prilaku baik ini lebih ditingkatkan," kata Danrem 131/Santiago, Kolonel AAB Maliogha.
Keberadaan prajurit TNI di wilayah perbatasan tidak boleh lebih baik dari warga asing. Kalau itu terjadi, menjadi ancaman tersendiri bagi nasionalisme masyarakat di perbatasan. (hamsah umar)  
              

Cegah Pencurian Kekayaan Alam


KEHADIRAN prajurit TNI AD di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina dinilai sangat penting dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan. Selain memberikan jaminan keamanan bagi warga, kehadiran prajurit ini juga bisa mencegah pencurian kekayaan alam utamanya laut oleh nelayan asal Filipina.
Jangankan ada prajurit TNI setiap saat melakukan patroli, aksi pencurian dan penyelundupan miras masih menjadi masalah yang sering terjadi di wilayah itu. "Nelayan Filipina masih sering melanggar dan menangkap ikan di perairan Indonesia," kata salah seorang warga pulau Kawaluso, Tonel.
Kerawanan ini masih tetap berpotensi, apalagi banyak warga Indonesia yang memilih berdomisili di negara Filipina, kendati pilihan pekerjaan yang dilakukan juga tetap sebagai nelayan. Tidak heran, ada beberapa kasus penangkapan nelayan yang ternyata setelah ditelusuri juga masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan warga Indonesia.
Selain pencurian kekayaan alam seperti kekayaan laut, keberadaan prajurit TNI juga penting dalam mencegah penyelundupan atau transaksi jual beli antara masyarakat Indonesia dengan Filipina. Salah satu yang paling sering diselundupkan warga Filipina ke Indonesia adalah minuman keras.
"Selain kebutuhan pokok, pangan dan sandang, miras merupakan produk yang sering diselundupkan ke Indonesia. Apalagi kan jaraknya tidak jauh. Hanya menggunakan perahu nelayan sudah bisa dilakukan," kata John Sarandan.
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam menyadari betul bahwa musuh yang dihadapi prajurit TNI di perbatasan memang bukan musuh bersenjata, tapi lebih kepada masalah pencurian kekayaan alam dan penyelundupan. "Inilah salah satu tugas TNI melakukan pencegahan di perbatasan," kata Nizam.
Hal ini pula yang menjadi alasan begitu pentingnya prajurit TNI ditempatkan di perbatasan untuk melakukan penjagaan. TNI AD adalah filter utama dalam mencegah adanya upaya pihak luar meronrong masyarakat di perbatasan. (hamsah umar)    
                

Polisi Telusuri Keberadaan Jamaluddin


MAKASSAR, FAJAR--Simpan siur mewarnai penyelidikan ambruknya tembok perumahan elit The Mutiara. Penyelidikan sementara menyebutkan proyek pembangunan tembok tersebut disubkontrakkan.
Hasil penyelidikan sementara yang dilakukan tim khusus Polrestabes Makassar dan Polsekta Panakkukang menyebutkan, proyek pembangunan tembok setinggi tujuh meter ini dikerjakan oleh perusahaan ketiga. Pemiliknya disebut-sebut bernama H Jamaluddin. Hanya saja, polisi masih kurang memberikan kepastian nama perusahaan tersebut.
"Keberadaan H Jamaluddin ini yang sementara kita cari tahu, sebagai orang yang sub pembangunan pagar (tembok itu). Pengumpulan data dan keterangan penyidik, proyek itu disubkontrakkan," kata Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar.
Ditanya soal siapa yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa yang mengakibatkan delapan nyawa melayang ini, Anwar belum mau berspekulasi. Apalagi jumlah saksi yang diperiksa sejauh ini baru enam orang. Empat orang dari pihak developer dan dua orang dari warga. Salah satu pihak yang telah diperiksa dari pengembang adalah Manajer Proyek, Arif dan pengawas bangunan Heri.
Yang pasti menurut Anwar, kasus ambruknya tembok The Mutiara ini telah ditingkatkan ke penyidikan. Namun dia membantah kalau polisi sudah menetapkan tersangka dalam kasus ini. "Penyidikan itu bukan berarti sudah ada tersangka , tapi itu adalah upaya penyidikan untuk menemukan pihak yang bisa dijadikan tersangka," jelas Anwar.
Anwar menyebutkan penyidik masih akan melakukan olah TKP untuk memastikan kualitas dari kontruksi bangunan tersebut, untuk memperkuat dugaan sementara yang menyebutkan adanya unsur kelalaian dan human error dalam proyek yang berbuah petaka ini.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha terpisah menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan penyidikan utamanya mengenai bangunan pemisah ini. "Apakah sudah sesuai standar atau memang menyalahi. Kita juga cari tahu kenapa tembok ini runtuh," jelas Himawan.
Polisi juga akan memperdalam maksud pembangunan tembok setinggi tujuh meter ini, apa sekadar pembatas dengan warga luar atau diperuntukkan untuk menahan beban seperti timbunan. "Unsur kelalaian atau kesegajaan akan kita coba buktikan. Warga dan buruh proyek akan kita mintai keterangan," kata Himawan.
Salah satu informasi penting yang memperkuat adanya kelalaian dalam petaka ini,  dari kepolisian menyebutkan tembok tersebut sebelum rubuh sudah pernah terlihat ada yang retak. Makanya, informasi dari warga ini yang sementara dikembangkan penyidik kepolisian.
Untuk kepentingan penyelidikan kondisi konstruksi, pihak penyidik akan minta bantuan tim ahli konstruksi Unhas melakukan penelitian. Hanya saja, belum ada jadwal resmi dari polisi kapan tim ahli tersebut turun  melakukan penelitian.
Sementara itu, sebanyak 23 jiwa yang terdiri dari 5 kepala keluarga masih bertahan di kantor Lurah Sinrijala, Panakkukang. Para warga ini memilih bertahan di posko bantuan karena tidak ada lagi tempat untuk bernaung. Di posko ini, pemerintah kelurahan juga telah membangun dapur umum.
Lurah Sinrijala, Alex menyatakan bahwa kebutuhan para pengunsi ini terpenuhi dengan baik. Apalagi bantuan dari warga terus berdatangan baik dalam bentuk uang tunai, air minum, beras, selimut, dan kebutuhan lainnya. Termasuk bantuan dari pemerintah.  Alex menyebut, sebagian besar korban memilih tinggal di rumah keluarga, tetangga, bahkan ada yang telah pulang kampung.
Soal perhatian yang diberikan The Mutiara kepada korban utamanya yang mengunsi di kantor lurah, Alex mengaku belum mengetahuinya. Namun dia mengaku kalau perusahaan pengembang tersebut telah menawarkan dapur umum. "Sudah ditawarkan dapur umum," kata Alex.
Soal proses hukum yang dilakukan polisi, Alex mengaku tidak ingin mencampurinya. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada petugas kepolisian untuk melakukan pengusutan. "Kami hanya mengurus korban," tambahnya.
Salah seorang keluarga korban, Nurlia mendesak pihak pengembang segera memberikan santunan kepada keluarga korban. Menurutnya, sejauh ini belum ada kepastian bahkan pembicaraan antara keluarga korban dengan The Mutiara. Dalam peristiwa ini, Nurlia kehilangan tiga anggota keluarga sekaligus. 
Soal niat Pemkot Makassar merelokasi warga ke tempat lebih aman, Nurlia mengaku setuju dengan rencana tersebut. "Lebih baik kalau kita dipindahkan. Selama ini kita tinggal di sini karena memang tidak ada tempat lain," kata Nurlia. (hamsah umar)
                 
     

Istri Imam Merasa Terancam



MAKASSAR, FAJAR--Dugaan pembunuhan mantan Kacab Merpati Makassar, Imam Bagus Nugroho menghantui perasaan istrinya, Andi Indria Safitri Rukman. Yakin suaminya tewas tidak wajar, wanita berusia 26 tahun ini pun merasa keselamatannya terancam.
Bahkan kekhawatiran akan keselamatan dirinya itu telah disampaikan Indria kepada penyidik Polrestabes Makassar. Saat ini, Indria masih berada di rumah mertuanya atau rumah suaminya di Bogor yang sudah memasuki hari ketujuh. Indria sendiri berjanji baru bisa menghadiri pemeriksaan polisi setelah mengikuti tahlilan hari ketujuh kematian suaminya.
Adanya kekhawatiran Indria atas keselamatan jiwanya itu dibenarkan Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan Selasa, 6 Desember. Namun pihaknya berharap agar istri korban ini tidak perlu terlalu khawatir dengan keselamatan dirinya.
"Kalau memang ada kekhawatiran seperti itu, polisi siap melakukan antar jemput dalam rangka pemeriksaan. Misalnya kalau dari Bogor dan sampai di sini, tinggal disebutkan tempatnya. Polisi siap menjemput begitu juga mengantar pulang," kata Anwar.
Yang pasti, kematian Imam ini memang diwarnai misteri dan keganjilan. Bukan tidak mungkin, peristiwa meninggalnya korban ini memiliki hubungan dengan kesehariannya. Informasi yang diperoleh penyedik menyebutkan bahwa ada kebiasaan korban termenung sebelum korban ditemukan tewas di rumahnya.  
Sementara itu, hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik Unhas sejauh ini belum ada kepastian kapan bisa dibeberkan. Penyidik sejauh ini masih terus melakukan koordinasi dengan dokter forensik, namun hasilnya belum ada kejelasan. "Kita ingin secepatnya sudah ada hasil autopsi. Karena ini sebenarnya yang sangat menentukan untuk memastikan penyebab kematian korban," jelas Anwar.
Begitu juga, hasil rumus sidik jari yang ditemukan polisi di rumah korban juga belum bisa disimpulkan siapa pemilik sidik jari tersebut. Makanya, hingga saat ini kematian mantan Kacap Merpati ini masih menjadi misteri bagi keluarga dan masyarakat.
Yang pasti menurut Anwar, hasil autopsi dokter nantinya akan mementukan spekulasi kematian korban. "Kalau orang meninggal karena tergantung, tentu hasil autopsinya akan berbeda kalau dia mati lebih dulu, kemudian lehernya diikat seolah-olah dia gantung diri," jelas Anwar. (hamsah umar)          

3.696 Pengendara Terjaring Razia Zebra


MAKASSAR, FAJAR--Tingkat pelanggaran lalu lintas di Sulsel tinggi. Ini dilihat jumlah pengendara sepeda motor yang terjaring razia selama sepuluh hari terakhir pelaksaan operasi zebra di jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel, yang menjaring sedikitnya 3.696 pengendara sepeda motor.
Kondisi ini dipaparkan Direktur Ditlantas Polda Sulsel, Kombes Yudi Amsyah bersama Wakasatlantas Polrestabes Makassar, Kompol Ismail Husein dan Kasat PJR Ditlantas Polda Sulsel, AKBP Feranis di warkop Phoenam, Selasa, 6 Desember. "Angka pelanggaran lalu lintas ini cukup signifikan," kata Yudi.
Dari ribuan pelanggaran lalu lintas selama operasi zebra ini, rata-rata pelanggaran yang dilakukan pengendara adalah kelengkapan surat tidak ada sebanyak 735, pelanggaran rambu lalu lintas hingga 452 kasus, dan sejumlah pelanggaran lainnya. 
Adapun pelaku pelanggar lalu lintas  dilihat dari status pekerjaan terbanyak dari kalangan karyawan swasta sebanyak 1.568 kasus serta pelajar dan mahasiswa mencapai 1.071 kasus. Sementara dari kelompok umur tertinggi antara 21-30 tahun. "Selama operasi zebra ini, jumlah pengendara sepeda motor yang terlibat kecelakaan mencapai 29 kasus, dengan jumlah korban meninggal 10 orang," tambah Yudi.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kecelakaan lalu lintas di Sulsel ini, karena volume kendaraan cukup padat sementara kondisi jalan tidak banyak mengalami perubahan. Yudi menyebutkan, volume kendaraan di Sulsel bertambah hingga 25 ribu setiap bulannya.
Sementara di wilayah kota Makassar, jumlah pelanggaran lalu lintas selama operasi zebra mencapai 1.081 pelanggaran. Pelanggaran tertinggi dari kelengkapan surat-surat kendaraan, kelengkapan kendaraan, serta rambu jalan.
Adapun jenis kendaraan yang terbanyak melanggar masih didominasi sepeda motor sebanyak 897 kasus, truk 83 kasus, dan kendaraan penumpang sebanyak 76 kasus. "Jadi sopir angkutan umum masih lebih tertib dibanding pengemudi truk," kata Ismail.
Ironisnya, di Makassar ini pengendara sepeda motor yang terbanyak melakukan pelanggaran lalu lintas adalah warga yang sudah berusia 31-50 tahun yang mencapai angka 418 kasus, sedang usia 21-30 tahun mencapai 327 kasus. Operasi zebra ini sendiri masih akan berlangsung hingga sepekan mendatang. (hamsah umar)