Powered By Blogger

Selasa, 10 Januari 2012

Emas 500 Gram Ditukar Sertifikat Gadai


MAKASSAR, FAJAR--Nasabah BRI Syariah AP Pettarani, Lenny  Marfiany yang melaporkan BRI Syariah ke Polrestabes Makassar dalam kasus dugaan penipuan, mengungkap kalau emas miliknya seberat 500 gram ditukar dengan sertifikat gadai senilai Rp180 juta.
Dia menegaskan bahwa, pihaknya tidak pernah menerima uang sebagaimana tercantum dalam sertifikat gadai tersebut. Apalagi menurutnya, dia mengikuti program "Berkebun Emas" BRI Syariah yang ditawarkan. Penegasan korban penipuan ini sebagai jawaban penjelasan pihak BRI Syariah Pettarani yang menyebut korban bukan berinvestasi emas, melainkan menggadaikan emasnya.
"Kalau di pegadaian jelas diberi uang kalau dikatakan gadai. Tapi ini hanya sertifikat gadai senilai Rp180 juta. Belakangan saya pernah diminta bayar uang penitipan dan perpanjangan Rp300 juta," kata Lenny.
Dia juga menegaskan bahwa, proses transaksi dengan BRI Syariah ini dilakukan tanpa perantara pihak manapun, tapi langsung dengan pegawai BRI Syaraih. Sebelumnya ada kecurigaan korban menjadi korban pihak ketiga, namun Lenny memastikan dirinya berhubungan langsung dengan pihak bank dalam proses transaksi tersebut.
Nasabah BRI Syariah yang diduga menjadi korban penipuan bank ini menyebut, dia awalnya akan menginvestasikan emasnya di BRI Syariah Arief Rate. Tapi karena jumlah emas yang akan diinvestasikan dalam program berkebun emas dalam jumlah banyak, pihak bank menyarankan untuk melakukan transaksi di BRI Syariah Pettarani. "Emas yang kami investasikan itu diserahkan ke pegawai Bank atas nama Agung. Jadi kalau disebut ada perantara, itu tidak benar," katanya.
Kasus dugaan penipuan nasabah ini telah diadukan ke Kadin Sulsel. Selain melalui proses hukum, korban berharap mediasi Kadin dengan pihak bank untuk mencari solusi terbaik. 
Kanit II Satreskrim Polrestabes Makassar, AKP Agus Khaerul yang dikonfirmasi menyatakan kasus dugaan penipuan nasabah BRI Syariah ini sementara dalam penyelidikan. Dalam waktu dekat, pihak penyidik akan memeriksa pihak Bank BRI Syariah. (hamsah umar) 

Warga Bima Ditangkap Bawa Sempi dan 116 Peluru


MAKASSAR, FAJAR--Petugas Polsekta Soekarno Hatta dan Polres Pelabuhan menangkap seorang warga asal Bima, Nusa Tenggara Barat, Mardono (23). Pemuda tersebut ditangkap karena membawa senjata rakitan lengkap dengan amunisi sebanyak 116 butir.
Warga yang memiliki dua KTP dengan alamat berbeda itu, ditengarai keluarga salah seorang anggota TNI. Ditemukan KTA dari kesatuan TNI bernama Pratu Muhtar. Selain menyita seratusan butir peluru, dari tersangka juga ditemukan seragam TNI, satu pasang seragam dinas harian, satu pasang seragam loreng, satu sepatu PDH, satu sepatu laras, satu pasang sepatu boat, dua buah sangkur, dan ransel.
Dari Identitas yang diperoleh polisi, Mardono memiliki alamat di KTP Asmil Maluku, dan Asrama Brimob Biak-Papua. Saat ditangkap dia sedang bermain domino di Pelabuhan Soekarno Hatta bersama Ignasius dan David Ardibria.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan, AKP Sukri Abham menjelaskan bahwa yang diketahui melakukan perjalanan dari Ambon dan transit di Makassar ini bermaksud ke Bima, kampung halamannya. "Dia ini menunggu kapal yang akan berangkat ke Bima," kata Sukri.
Kendati ditemukan sejumlah seragam TNI, saat ditangkap polisi hingga dilakukan interogasi, Mardono tidak pernah mengaku sebagai anggota TNI. Sempat beredar kalau tersangka tersebut adalah anggota TNI gadungan, namun setelah ditelusuri, tersangka tidak pernah mengaku sebagai anggota TNI.
Bocoran yang diperoleh menyebutkan bahwa, tersangka ini sudah diawasi gerak-geriknya satu bulan terakhir, namun belum jelas apakah pengawasan polisi itu terkait kepemilikan senjata rakitan, atau karena diduga terlibat dengan kasus yang terjadi di Bima atau kasus teror lainnya.
Mardono sejak ditangkap Senin malam menjalani pemeriksaan intensif. Bahkan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Brimob Polda Sulsel turut melakukan interogasi terhadap tersangka di Polres Pelabuhan. Sementara dua rekannya yang ditemani main domino tidak terlalu ketat, apalagi mereka  baru bertemu atau saling kenal saat bermain domino.
Karena kasus ini tergolong menonjol, penangkapan warga Bima ini diserahkan penanganannya ke Polrstabes Makassar. Siang kemarin, tersangka langsung digiring ke Polrestabes usai diinterogasi Densus 88. 

Perketat Pengamanan
Penangkapan warga Bima yang membawa senjata rakitan beserta peluru 116 butir itu disikapi serius Polres Pelabuhan, dengan memberlakukan pengamanan ketat di Polres Pelabuhan. Setiap tamu yang datang diwajibkan menitip identitas di SPK. Pengamanan ketat ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat umum tapi juga wartawan maupun petugas Provost TNI yang juga datang mencari data mengenai penangkapan tersebut.
"Kita tidak ingin hal negatif terjadi seperti yang pernah terjadi di Polres Cirebon. Jadi ini aturan baru kita untuk memperketat pengamanan, makanya setiap tamu yang datang diberi tanda pengenal sebagai tamu," kata salah seorang anggota Polres Pelabuhan, Ipda Muhammad Tang. (hamsah umar)                      

Polisi Tunggu Hasil Kajian Ahli Unhas


MAKASSAR, FAJAR--Hasil kajian tim ahli Teknik Sipil, Fakultas Teknik Unhas terhadap kelayakan tembok The Mutiara, hingga Selasa, 10 Januari belum diperoleh penyidik Polrestabes Makassar. Polisi mengaku masih menunggu penyampaian resmi dari Unhas mengenai permintaan kajian tembok The Mutiara itu.
Kanit II Satreskrim Polrestabes Makassarm, AKP Agus Khaerul yang dikonfirmasi membenarkan kalau penyidik sampai saat ini belum memperoleh hasil kajian dari Unhas. Makanya kata dia, polisi masih berkesimpulan bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam kasus ini hanya sebatas kontraktor dan pengawas.
"Yang jelas permintaan resmi kita ke Unhas untuk dilakukan penelitian sudah diberikan. Tapi sampai sekarang kita belum peroleh hasil kajian yang dilakukan oleh Unhas," kata  Agus.
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan bos CV Banteng Mega Perkasa, Jamaluddin dan pengawas proyek, Heryanto sebagai tersangka dengan dugaan sebagai pihak yang lalai, sehingga pembangunan tembok The Mutiara ambruk dan mengakibatkan delapan warga Jalan Suka Damai, Sinrijala meninggal dunia.
Terhadap peluang adanya tersangka baru, Agus menegaskan bahwa masih bergantung hasil penelitian dari Unhas. Dia berharap, hasil kajian Unhas ini sudah bisa diperoleh polisi dalam waktu dekat. Sementara berkas dua tersangka, Agus menegaskan kalau saat ini polisi tinggal melakukan perampungan sebelum dilimpahkan ke polisi. 
Koordinator Tim Ahli Unhas dalam kasus tembok The Mutiara, Prof Lawalenna Samang menyatakan bahwa kajian timnya sudah rampung dan siap diserahkan. Hanya saja, sejauh ini Wali Kota Makassar belum memiliki jadwal tepat untuk menerima tim  Unhas dalam rangka memaparkan hasil kajian ahli tersebut.
"Saat ini diserahkan ke wali kota, kita harus paparkan dulu. Jadi tinggal menunggu jadwal sebenarnya. Kalau sudah ada kesiapan dari wali kota, kita pasti serahkan hasilnya bersamaan ke polisi. Tadi malam saya sudah komunikasi dengan Asisten II untuk menanyakan kapan ada jadwal menerima laporan, tapi belum ada jawaban," kata Lawalenna. (hamsah umar)      

Anak 14 Tahun Mengaku Diperkosa


MAKASSAR, FAJAR--Seorang anak berusia 14 tahun, KR, warga Jalan Kesatuan BTP Makassar, mengaku telah diperkosa pacarnya, Andri (24), warga Jalan Pampang Makassar. Pelaku yang berprofesi sebagai sopir petepete ini dilapor korban bersama orang tuanya ke Polsekta Panakkukang.
Dalam laporannya, korban mengaku diperkosa pelaku. Hanya saja, keterangan korban ini ada yang ganjil karena dia mengaku sudah sering kali diperkosa oleh pacarnya tersebut. Terakhir, korban mengaku diperkosa di salah satu gubuk di Jalan Pampang tepatnya samping kantor Jamsostek. Kejadian terakhir ini terjadi pada Minggu, 8 Januari lalu.
"Laporannya memang mengaku telah diperkosa oleh Andri. Korban dan pelaku ini sudah pacaran sejak Desember 2010. Mengakunya, dia sudah sering diperlakukan seperti itu," kata Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Ipti Hardjoko, Selasa, 10 Januari.
Menurut pengakuan korban, dalam melakukan aksinya itu, pelaku selalu memaksa korban. Namun ada dugaan, perbuatan pelaku tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka, mengingat hubungan tersebut sudah  sering terjadi.
Dalam kasus dugaan pemerkosaan ini, polisi menyebut korban menolak untuk menjalani visum tanpa alasan yang jelas. Kondisi itu kata polisi akan menjadi kendala tersendiri, apalagi untuk menentukan korban telah diperkosa, harus melalui  proses visum oleh dokter.        
"Kendati, kita tetap akan melakukan penyelidikan untuk melihat seperti apa laporan korban ini. Proses pemeriksaan saksi-saksi akan kita lakukan secepatnya," kata Hardjoko. (hamsah umar)                  

Senin, 09 Januari 2012

Rahmat Bandaso Makin Rajin Konsolidasi


MAKASSAR, FAJAR--Politisi Partai Golkar sekaligus Wakil Wali Kota Palopo, Rahmat Masri Bandaso semakin mantap menatap Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palopo yang akan dihelat 2013 mendatang. Terbukti, dia semakin rajin melakukan konsolidasi dan pertemuan di tengah masyarakat.
Belakangan ini, Rahmat Bandaso semakin rajin menyasar perkumpulan keluarga yang ada di Kota Palopo. Misalnya saja Kerukunan Keluarga Toraja, Kerukunan Keluarga Bastem, Kerukunan Keluarga Wajo, Kerukunan Keluarga Wotu, dan sejumlah perkumpulan keluarga lain yang ada di Kota Palopo.
Pertemuan yang digelar Ketua Umum Partai Golkar Palopo ini dilakukan diberbagai tempat seperti hotel, rumah keluarga, hingga di rumah jabatan. Umumnya, tokoh masyarakat di kota ini menyatakan siap untuk memenangkan Rahmat Bandaso sebagai Wali Kota pada Pilwalkot Palopo 2013 nanti.
Juru Bicara Keluarga Rahmat Bandaso, Suaib Laibe malam tadi mengemukakan bahwa pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat Kota Palopo, maupun tokoh masyarakat yang berasal dari luar Palopo namun bermukim di daerah ini, tidak sebatas agenda politik semata, juga sebagai agenda untuk menyerap aspirasi masyarakat.
"Dukungan terhadap Rahmat Bandaso dari berbagai kalangan di Palopo semakin kuat. Ini bisa dilihat dari berbagai pertemuan yang ada. Sebagai respons atas dukungan itu, wakil wali kota ini dalam berbagai kesempatan menyatakan kesiapannya menjadi wali kota," kata Suaib.
Dari kapabilitas, Rahmat Bandaso memiliki cukup banyak pengalaman untuk memimpin Palopo ke depan, apalagi saat ini sudah banyak mengetahui kondisi riil kota Palopo. Paling tidak, beberapa kekurangan kebijakan pemerintah saat ini bisa dibenahi ke depan lebih baik.   
Tidak hanya itu, Suaib menambahkan perkumpulan keluarga di kota ini juga menyatakan siap memenangkan calon gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pada pilgub 2013 nanti, siapa pun yang akan menjadi pendamping SYL mendatang.         Rahmat Bandaso terpisah menegaskan bahwa dirinya semakin percaya diri untuk mencalonkan diri maju di Pilwakot Palopo. Selain dukungan dari masyarakat, dukungan keluarga juga sudah diperoleh. "Keluarga memang sudah sepakat memenangkan SYL sebagai gubernur dan saya sebagai wali kota. Dua agenda politik ini saya kira akan kita konsolidasikan terus," kata Rahmat Bandaso. (hamsah umar)