Powered By Blogger

Rabu, 28 Maret 2012

Mukernas Belum Putuskan Cagub PKS

MAKASSAR, FAJAR--Keinginan kuat kader DPW PKS Sulsel segera menentukan calon gubernur yang akan didukung di pilgub Sulsel 2013, belum bisa diwujudkan DPP PKS.
    Bahkan harapan dukungan PKS tentang sosok cagub yang akan didukung di pilgub sepertinya belum bisa terjawab di arena musyawarah kerja nasional (mukernas) PKS, yang berlangsung di Medan 26-30 Maret. Kendati ada beberapa provinsi yang akan menggelar pemilukada sudah ditetapkan calonnya seperti Jabar namun Sulsel belum termasuk di dalamnya.
    "Sulsel dan beberapa provinsi lainnya belum diputuskan. Rupanya DPP masih terus membahas dan mengkaji calon yang akan ditetapkan," kata Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin melalui ponselnya, Selasa, 26 Maret.
    Kendati cagub Sulsel dipastikan belum terjadi di mukernas di Medan, PKS Sulsel berharap penetapan cagub Sulsel oleh DPP PKS diharapkan dalam waktu dekat sudah dikeluarkan. Sikap DPP PKS yang belum mau menetapkan cagub di Sulsel, sepertinya dipengaruhi sikap parpol pengusung seperti Golkar dan Demokrat yang juga belum mengeluarkan rekomendasi untuk kadernya.
    "Golkar dan Demokrat juga sampai saat ini belum turun rekomendasinya siapa yang akan didukung. Akan aneh rasanya kalau kita duluan mengeluarkan rekomendasi sementara yang akan didukung sendiri belum ada rekomendasinya," tambah Akmal.
    Kendati belum ada rekomendasi resmi, namun kecondongan PKS di pilgub bakal mengarahkan dukungannya terhadap pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar. Semangat Baru ini dianggap elit DPW PKS lebih serius dibanding kandidat lainnya.
    Selain masalah pilgub yang berkembang di arena mukernas, isu lain yang mengemuka di arena mukernas PKS adalah keinginan kader untuk mempertegas penolakannya terhadap wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bahkan Presiden PKS saat membuka mukernas dengan tegas menolak kenaikan BBM.
    "Ketika kenaikan BBM ini sudah berhadapan (ditolak) dengan rakyat, maka PKS akan selalu berada di barisan rakyat untuk menolaknya. Makanya, isu ini menjadi wacana penting di mukernas. Kalau untuk Sulsel, PKS dengan tegas menolak kenaikan BBM," tambah Akmal. (hamsah umar)

Suryadharma Bukan Tipe Otoriter

MAKASSAR, FAJAR--Instruksi Ketua DPP PPP, Suryadharma Ali untuk mendukung cagub incumbent Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di pilgub Sulsel 2013 diharapkan tidak menjadi tekanan bagi kader dalam menentukan cagub yang akan didukung.
    Kader DPW PPP Sulsel tetap diharapkan menentukan pilihan sesuai dengan pertimbangan, bahwa cagub yang akan didukung bagus dan didukung oleh rakyat. Begitu juga cagub harus mampu menyejahterakan rakyat Sulsel melalui proses pembangunan yang adil dan merata. Begitu juga, kader PPP Sulsel tidak lupa pertimbangan pendekatan pragmatis dan ideologi dalam menentukan cagub.
    Sekalipun Suryadharma sudah memberikan instruksi kepada kader mulai DPW, DPC hingga ranting untuk mendukung SYL, harus dipahami lahir karena masukan dari kader DPW PPP Sulsel sendiri yang memberikan gambaran mengenai cagub yang diminta didukung.
    "Instruksi itu tidak lahir begitu saja, tapi pasti ada masukan dari DPW PPP Sulsel yang memberikan gambaran sehingga memberikan instruksi. Suryadharma itu orangnya terbuka dan tidak otoriter apalagi dalam menjalankan organisasi," kata Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP, Ahmad Yani.
    Wakil Ketua Fraksi PPP DPR RI ini berharap kader DPW PPP Sulsel tidak terlalu pragmatis dalam menyikapi pilgub Sulsel apalagi dalam menentukan kandidat yang akan didukung. Kepentingan konstituen dan masalah keutaman harus tetap menjadi perhatian kader PPP Sulsel dalam mengeluarkan kebijakan.
    Pasalnya, masalah keumatan dan konstituen merupakan salah satu hal penting dalam mengembangkan partai PPP lebih baik ke depan. Karenanya, ketika ada konflik terkait pilgub Sulsel, PPP Sulsel tetap diharapkan berkoordinasi dengan DPP termasuk dengan desk pilkada. "Kalau terkait pilkada kan ada desk pilkada yang memang mengurusi hal itu," tambah Ahmad Yani.
    MPP PPP berharap dukungan PPP di pilgub Sulsel 2013 tetap memerhatikan suara konstituen partai itu sendiri. Dalam artian lain, PPP sedapat mungkin mendukung calon yang memiliki basis massa yang sama dengan PPP. Sehingga dukungan tersebut juga akan berpengaruh pada PPP di masa mendatang.
    "Kalau yang didukung basis massanya tidak sesuai akar rumput PPP kan jadinya tidak nyambung. Kedisiplinan partai harus diperhatikan jangan sampai bertolak belakang. Kalau tidak singkrong nanti akan terpecah-pecah," kata Ahmad anggota Komisi III DPR RI ini.
    Figur yang menurut dia memiliki konsituen akar rumput sama dengan PPP adalah anggota DPD RI asal Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar. "Komunikasi Pak Aziz dengan PPP sampai saat ini berjalan baik sejak pilgub 2007. Kan PPP memang pernah mengusung Aziz di pilgub yang pada saat itu kalah. Basis massa dia itu jelas dan relevan dengan basis massa PPP," tandas Ahmad.
    Mukerwil khusus yang akan membahas cagub PPP di pilgub Sulsel sejauh ini belum ada agenda akibat kesibukan Suryadharma. Padahal DPW PPP Sulsel mengharapkan kehadirian dia paling tidak mempertegas kembali instruksinya. (hamsah umar)        

Koalisi Nonparlemen Beralih ke Ilham-Aziz

MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa bakal ditinggal koalisi nonparlemen. Tidak adanya kepastian jadi alasan koalisi mulai mengalihkan perhatiannya ke Semangat Baru, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar.
    Koalisi nonparlemen bahkan berani memberikan tenggat waktu 2 x 24 jam untuk menentukan sikap mendukung atau tidak Ilham-Aziz di pilgub 2013. Namun sinyal dan keseriusan pasangan IA dan koalisi nonparlemen membangun koalisi mengisyaratkan koalisi ini siap mendukung Ilham-Aziz.
    Pasangan nasionalis-religius ini memang melakukan pertemuan dengan koalisi nonparlemen, di Lantai 11 Hotel Santika Makassar, Selasa, 26 Maret. Hampir semua pengurus koalisi nonparlemen hadir dalam pertemuan ini seperti Partai Merdeka,  PSI, PKPB, PPD, PPPI, PPRN, Kedaulatan, Partai Marhaen, Pelopor, PPNUI, PKP, dan PPIB.
    "Pada prinsipnya koalisi nonparlemen memiliki keinginan mengusung IA. Makanya kami di koalisi sepakat dalam 2 x 24 jam kita akan tentukan sikap karena ini juga akan kita komunikasikan ke DPP," kata Koordinator Koalisi Nonparlemen, Saelon Moka.
    Sebagai bentuk keseriusan koalisi nonparlemen bergabung Semangat Baru, Rabu, 27 Maret pertemuan kembali akan dilanjutkan kendati hanya diikuti tim IA. Pertemuan dipastikan sudah mulai membahas hal-hal teknis ketika koalisi ini bergabung dengan IA.
    Rudiyanto yang lebih awal membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen, dianggap menggantung koalisi karena sejauh ini tidak ada kepastian. "Sampai saat ini tidak ada kepastian, sekalipun kita tetap menunggunya. Tapi siapa pun yang duluan dan serius dengan kita, itulah yang akan kita dukung. Ilham-Aziz ini kelihatannya cukup serius," kata Saelon.
    Ilham yang mendapat sambutan prestisius koalisi nonparlemen ini bahkan menawarkan deklarasi tersendiri dengan koalisi nonparlemen ketika sudah ada kesepakatan. Tawaran ini sebagai bentuk penghargaan IA terhadap koalisi nonparlemen ketika bergabung dengan Semangat Baru.
    "Semoga sevisi dan berjuang bersama menuju Semangat Baru dan membawa Sulsel lebih baik. Sebagai wujud keseriusan kami menyerahkan surat permohonn untuk diusung," kata Ilham kepada perwakilan 22 parpol koalisi ini.
    Ketua Devisi Komunikasi dan Publikasi DPD Demokrat Sulsel, Syamsu Rizal menambahkan pertemuan yang akan dilakukan hari ini diharapkan sudah menghasilkan kesepakatan lebih serius. "Kita kemungkinan sudah membahas hal-hal yang bersifat teknis," kata Syamsu Rizal.
    Tim Rudiyanto Asapa, Andi Sugiarti Mangun Karim yang dikonfirmasi terpisah mengakui belum ada perkembangan komunikasi dengan koalisi nonparlemen. Namun dia tetap berharap koalisi yang memiliki persentase suara 18,26 persen ini tetap ke Rudiyanto.
    "Saya belum tahu kalau ada komunikasi dengan Ilham-Aziz, karena koalisi juga tidak ada informasi. Kalau pun ada kesepakatan yang dicapai, kami juga tidak bisa halangi mereka karena itu merupakan haknya. Tapi saya tetap optimis tidak akan ditinggalkan," kata Sugiarti. (hamsah umar)
                

Mekanisme Berjalan, Konflik Bisa Dihindari

MAKASSAR, FAJAR--Potensi konflik pilgub Sulsel yang terbilang rawan di mata polri, tidak bisa dinafikan utamanya partai politik, kandidat atau pun stakeholder terkait lainnya.
    Di mata partai politik di Sulsel sendiri, potensi konflik pemilukada dianggap cukup beralasan namun ancaman tersebut bisa dihindari kalau mekanisme terkait proses pilgub berjalan sebagaimana mestinya. Pada aturan main inilah potensi konflik bisa dihindari ruang geraknya.
    Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Ajiep Padindang menyatakan potensi konflik di tengah masyarakat tidak bisa dipungkiri, bahkan pada wilayah internal partai politik pun juga ada. Tinggal bagaimana semua pihak bisa mengelola potensi konflik itu sehingga tidak terjadi tindakan yang merugikan.
    Hubungannya dengan pilgub Sulsel, potensi konflik yang diprediksi polri dan ditegaskan anggota Komisi III DPR RI asal Sulsel, Sarifuddin Sudding, Ajiep berpendapat kalau masih terlalu dini bicara tentang potensi konflik di Sulsel. "Kan pilgub masih sangat jauh, bahkan tahapan sendiri belum berjalan. Konflik memang bisa terjadi, tapi kalau mekanisme berjalan dengan baik saya kira tidak akan ada konflik," tandas Ajiep.
    Peran partai politik, kandidat hingga simpatisan dalam menciptakan pilgub damai yang terhindar dari konflik cukup vital. Makanya, kearifan dan sikap mawas diri sangat diperlukan oleh masing-masing pihak utamanya kandidat yang akan bertarung.
    Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah juga berpendapat bahwa persoalan mekanisme pelaksanaan pilgub menjadi poin penentu dalam menciptakan pilkada damai, aman dan terhindar dari konflik.
    "Yang pertama semua elemen utamanya pihak yang bertarung harus berpikir positif. Demokrat sendiri selalu kampanye pada batas-batas aturan main yang ada. Kuncinya adalah bagaimana mekanisme pilkada ini dijalankan dengan baik," kata Ni'matullah.
    Salah satu  poin di mata Demokrat yang menjadi potensi konflik independensi KPU Sulsel selaku pelaksana pemilu. Begitu juga mengenai daftar pemilih tetap (DPT) yang harus jadi perhatian KPU, sehingga data pemilih tidak sekadar abal-abal atau validitasnya diragukan.
    Ketika masalah DPT ini akurat, potensi konflik di pilgub Sulsel lebih kecil dari yang diperkirakan sejauh ini. Makanya, persoalan DPT ini harus jadi perhatian KPU agar melahirkan DPT yang akurat. Kalau pun akurasinya tidak bisa 100 persen, setidaknya mendekat pada angka 98 persen.
    "Kalau data yang dimiliki KPU tidak valid, konflik pasti tidak bisa dihindari. Karena itu, saya ingatkan KPU sejak awal agar menjadikan DPT ini sebagai prioritas yang harus diperhatikan," tandas Ni'matullah. (hamsah umar)             
           

Dewie YL Never Give Up

MAKASSAR, FAJAR--Meski baru sebulan memunculkan diri sebagai kandidat wali kota Makassar, politisi Hanura Sulsel Dewie Yasin Limpo sudah memiliki tagline. Never Give Up adalah pilihan Dewie untuk menggambarkan sosoknya di tengah masyarakat.
    Ungkapan tidak pernah menyerah--never give up yang dijadikan tagline Dewie ini lahir dari proses sosialisasi di tengah masyarakat. Keinginan untuk menyuarakan suara yel-yel saat bersosialisasi di tengah masyarakat, menjadi awal kisah lahirnya tagline Never Give Up bagi Dewie ini.
    Master campaign Dewie di pilwalkot, Sugiyanto menyebut ide lahirnya tagline ini tidak lepas dari sosok adik kandung gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang memiliki riwayat pertarungan di ajang perpolitikan di Sulsel. Salah satunya adalah keinginan bertarung di pemilukada Takalar empat tahun silam.
    "Tagline ini tidal lepas dari pengalaman masa lalu Dewie yang selalu mau bertarung untuk mewujudkan cita-citanya. Tapi tidak saja di politik, tapi juga pada kehidupan sehari-hari yang dilaluinya," kata Sugiyanto, Selasa, 27 Maret.
    Pernah gagal saat berniat maju di pemilukada Takalar menjadi alasan tersendiri bagi Dewie memilih istilah tidak pernah menyerah dalam mempopulerkan sosoknya. Paling tidak, tagline ini akan menjadi pelecut semangat bagi Dewie maupun pendukungnya dalam menatap pilwalkot Makassar 2013 mendatang. Terbukti, hingga saat ini sudah ada seratusan titik simpul pendukung yang telah terbentuk di masyarakat Makassar.
    Istilah ini juga diharapkan bisa menjadi energi positif bagi Dewie untuk bertarung di pilwalkot Makassar, sehingga dorongan dan kepercayaan diri menggalang dukungan masyarakat serta partai politik tumbuh dengan baik. Jadi begitu menyatakan siap maju di Makassar, istilah menyerah tidak boleh muncul dari mulut Dewie.
    Optimisme Dewie menatap pilwalkot Makassar memang cukup tinggi. Kalau selama ini dirinya dikait-kaitkan dengan nama besar Yasin Limpo, Dewie menegaskan bahwa dukungan keluarga tidak ada artinya ketika masyarakat Makassar tidak menghendakinya. Sebeliknya dukungan besar keluarga akan tidak berarti ketika masyarakat tidak ada yang menghendakinya jadi wali kota Makassar. (hamsah umar)