Powered By Blogger

Minggu, 16 September 2012

Sebelas Parpol Beri Dukungan Ganda


MAKASSAR, FAJAR--Kerja keras KPU Sulsel di tahap awal pilgub Sulsel sedang menunggu. Setelah pendaftaran calon gubernur berakhir, komisioner KPU Sulsel bakal disibukkan untuk melakukan verifikasi dukungan ganda partai politik.
Tugas berat KPU untuk melakukan verifikasi mengingat banyaknya parpol baik parlemen maupun nonparlemen yang terindikasi memberikan dukungan ganda. Berdasar daftar pengusung pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-a) yang telah didaftar ke KPU Sulsel, setidaknya ada sebelas partai politik yang terindikasi memberikan dukungan ganda.
Parpol yang ditengarai mengeluarkan rekomendasi ganda itu seperti PPIB, PPI, PPPI, Partai Buruh, PPRN, PPDI, PDP, PNI Marhaenisme, Pelopor, dan PPD, serta PDS. Sebelas parpol tersebut juga diklaim pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). Dari sebelas parpol yang memberikan dukungan ganda itu, tiga diketahui terjadi dualisme kepengurusan yakni PDS, PPRN, dan Kedaulatan.
Pasangan Semangat Baru ini bahkan lebih awal mendapat rekomendasi dari sebelas parpol tersebut, bahkan telah ikut deklarasi bersama di lapangan Karebosi beberapa waktu lalu.  
  Anggota KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menambahkan, verifikasi berkas cagub ini meliputi surat pencalonan dan lampiran-lampirannya, termasuk di dalamnya berkas administrasi pasangan calon mulai ijazah dan semacamnya. "Kalau surat dukungan sudah kita verifikasi, kita juga akan lihat apakah kepengurusannya sah atau tidak," tambah Ziaur Rahman.
Proses verifikasi dukungan parpol yang ganda ini nantinya akan berlangsung selama tujuh hari kerja setelah pendaftaran berakhir. Dengan masa kerja yang hanya tujuh hari ini, KPU Sulsel tentu bakal direpotkan dalam melakukan verifikasi di DPP parpol yang ganda ini.
Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Sulsel, Sukman Baharuddin yang juga terlihat di KPU Sulsel beberapa saat setelah pasangan Garuda-Na mendaftar mengakui beberapa parpol yang didaftar Garuda-Na ini juga ada memberikan rekomendasi ke pasangan Ilham-Aziz. Makanya, adanya indikasi dukungan ganda ini akan segera dibahas di tim pasangan nasionalis-religius ini.
Sukman mengaku tidak tahu bagaimana sehingga parpol tersebut juga memberikan dukungan kepada Garuda-Na padahal ada kontrak politik yang disepakati sehingga muncul rekomendasi untuk IA. "Sampai hari ini kita tentu menghormati apa yang menjadi realitas sekarang ini, begitu juga apa yang telah dilakukan beberapa partai politik," kata Sukman.
Tim IA kata Sukman tentu akan mengambil langkah dengan cara khas dan elegan untuk menyelesaikan dukungan ganda kandidat ini.  "Banyak hal yang dimungkinkan apakah langkah politik yang dilakukan itu sudah benar atau bagaimana. Soal validitas semua boleh mengklaim itu," lanjut Sukman.
Jubir Garuda-Na, As'ad Aziz menyatakan Garuda-Na mendaftar dengan penuh keyakinan. Makanya, dalam proses ini, dia berharap KPU bermoral dan memiliki integritas tinggi dan tidak melakukan tindakan yang bisa mencoreng pilgub. "KPU harus menjadi pendorong dan pendobrak demokrasi Sulsel yang lebih baik, karena banyak parpol yang tidak melakukan proses demokrasi yang baik," jelas As'ad. (hamsah umar)      
 

Ketua Hanura Barru Terancam Dipecat


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle mulai menebar ancaman terhadap kader partai yang kurang mendukung kebijakan partai. Sehari setelah terpilih sebagai ketua, Ambo Dalle mengancam memberi sanksi tegas terhadap Ketua DPC Hanura Barru, Ilham Iskandar.
Ancaman sanksi terhadap Ilham ini, karena ketua partai di Barru ini mangkir dari acara musyawarah daerah luar biasa (musdalub) DPD Hanura Sulsel, 13 September lalu. Dari 24 DPC Hanura se-Sulsel, satu-satunya DPC yang tidak hadir dalam acara ini adalah DPC Hanura Barru.
Ambo Dalle yang ditemui di kantor KPU Sulsel menyebutkan, pihaknya dalam waktu dekat segera melakukan rapat untuk membahas sanksi Ketua DPC Hanura Barru atas sikapnya mangkir dari acara musdalub. "Kita tentu akan melakukan pleno untuk membahas persoalan itu. Pastinya, ketidakhadiran dia dalam acara musdalub ini akan berbuah sanksi," kata Ambo Dalle.
Seperti apa sanksinya, Ketua Fraksi Hanura DPRD Sulsel ini menegaskan bahwa penentuan sanksi baru akan dilakukan setelah ada kejelasan dan hasil pleno Hanura mendatang. Ilham tetap akan dimintai klarifikasi terlebih dahulu mengenai alasan sehingga memilih mangkir dari musdalub.  Sekiranya alasan yang disampaikan tidak rasional, Hanura memastikan akan memberi sanksi pemecatan terhadap Ilham.
Hanura Sulsel mengaku sangat menyesalkan sikap DPD Hanura Barru yang tidak ada sama sekali pengurusnya yang hadir. Padahal kalau sekiranya ketua berhalangan dengan alasan yang penting, bisa diwakili oleh pengurus lain. "Padahal semua kabupaten ada. Ini yang kita sesalkan tidak hadir tanpa ada informasi," katanya.
Kekecewaan Hanura Sulsel ini makin bertambah karena informasi yang berkembang menyebutkan kalau Ilham berada di Makassar pada saat musdalub berlangsung. "Kalau dia ada di Makassar lebih tidak bisa lagi ditolerir. Sanksinya sudah bisa dipastikan pemecatan," tambah Ambo Dalle. (hamsah umar)  

Jumat, 14 September 2012

Sayang-IA Belum Steril


MAKASSAR, FAJAR--Puncak pendaftaran pasangan calon gubernur Sulsel berlangsung pagi hingga sore hari ini. Dua pasangan yang diunggulkan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) mendaftar bersamaan.
Pasangan petahana, Sayang dijadwalkan mendaftar di KPU Sulsel antara pukul 09.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita, selanjutnya pasangan nasionalis-religius Ilham-Aziz menyusul mendaftar pukul 14.00 Wita. Sebelumnya ada perubahan jadwal, pasangan ini hanya selisih satu jam yakni pukul 13.00 Wita untuk Sayang dan pukul 14.00 Wita untuk IA.
Kendati cagub petahana berbesar hati memajukan jadwal pendaftarannya sebelum salat Jumat, bukan berarti potensi gesekan pada proses pendaftaran ini sudah steril, apalagi pasangan Sayang tetap baru akan meninggalkan KPU setelah salat Jumat di Masjid HM Asyik atau diperkirakan sekitar KPU baru bersih pukul 13.30 Wita. Massa pendukung Sayang dan IA tentu saja masih berpotensi terjadi gesekan utamanya ketika terjadi pertemuan iring-iringan massa pendukung di jalanan.
Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah menyatakan timnya tetap melakukan langkah antisipasi guna mewaspadai gesekan yang mungkin terjadi di lapangan. Makanya, untuk mewaspadai kemungkinan itu, tim IA telah menginstruksikan timnya untuk berkumpul pada titik tertentu setelah salat Jumat.
"Harap teman-teman yang lebih awal mendaftar di KPU sudah pulang semua setelah pukul 14.00 Wita. Kita juga baru akan bergerak setelah pukul 14.00 Wita dengan asumsi tidak ada lagi pertemuan massa pendukung di lapangan. Kalau pun ada pertemuan massa, kita sudah instruksikan teman-teman, tim utamanya dari kader partai untuk menjadi leader ketika ada potensi keributan," kata Ni'matullah.
Kader Demokrat, partai pengusung, dan tim relawan sudah diminta untuk tidak saling mengejek tapi bagaimana memberi contoh yang baik dengan masyarakat. Kalau perlu ketika bertemu di lapangan, massa pendukung harus sebisa mungkin saling menyapa satu sama lain.  "Kalau ada ketegangan pengurus partai diminta segera ambil peran untuk menenangkan, sudah disepakati dengan rapat koordinasi, banyak relawan dan simpatisan, partai jadi perekat untuk ajak yang baik supaya tidak terjadi ketegagang," jelasnya.
Dengan sikap Sayang yang memilih memajukan jadwal pendaftaran, Ni'matullah menyebut potensi konflik relatif lebih aman dibanding ketika tidak ada perubahan jadwal. Tim Sayang sendiri saat ini sudah mempersiapkan diri dengan matang jelang pendaftaran, termasuk menggelar zikir bersama di Masjid Al-Aqsa, Jalan Maipa Makassar.
Sore kemarin, Ilham menggelar apel siaga relawan dan simpatisan di lapangan sepak bola Emmy Saelan, Jalan Hertasning Makassar. Panitia Apel Siaga, Firman Zulkadri menyebut apel siaga yang diikuti seribuan orang ini terdiri dari perwakilan tim kelurahan, laskar merah putih (LMP), dan tim pejuang pemenangan (TPP IA), majelis taklim. relawan mediasi, perumnas commnuty, dan simpatisan se-Kecamatan Rappocini.
Penasihat spiritual Dr Rahman Qayyum meminta seluruh simpul pemenangan se-Rappocini harus siaga satu dan menolak pemberian atau iming-iming apa pun bentuknya, termasuk rokok, sembako, dan lainnya untuk memilih kandidat tertentu. Namun tetap bersikukuh mendukung dan memenangkan Ilham-Aziz. "Kalau ada yg bawa sembako tengah malam maupun subuh, ambil saja sembokanya tapi jangan pilih orangnya," kata pinta Rahman disambut pekik takbir para relawan.
Apel siaga ini digelar jelang sehari sebelum pendaftaran IA di KPU Sulsel. Ilham mengharapkan semua simpul pemenangan mulai hari ini melakukan sosialisasi, komunikasi dan menyampaikan  pesan kepada keluarga bahwa sosok Ilham memiliki karya yang dinikmati dan dirasakan masyarakat sehingga patut diberikan kepercayaan yang lebih besar
Dia mencontohkan, Lapangan Karebosi dan pusat pembelanjaan Karebosi Link di bawahnya kerap diganggu oknum tertentu. Padahal, masyarakat Sulsel sudah menikmatinya termasuk sekitar 5 ribu tenaga kerja hidup dari hasil pembangunan itu.
Begitu juga anjungan Pantai Losari yang menjadi ruang publik gratis bagi masyarakat dan masjid terapung sebagai ikon baru Sulawesi Selatan patut dijaga. "Jadi jangan  cemburu kalau tidak bisa berkreasi. Bikin juga," kata Ilham.
Antisipasi terhadap potensi bentrok juga tetap dilakukan Sayang. Tim pasangan ini bahkan sudah mengintruksikan kepada pendukungnya untuk tidak keluar dari instruksi Sayang yang ingin melihat pilgub Sulsel tetap berjalan damai, tanpa tercederai dengan aksi tidak terpuji.
"Dari awal kita memang sudah minta tim, relawan sampai pendukung agar dalam proses pendaftaran nanti yang diikuti massa pendukung, tidak boleh ada yang melakukan tindakan yang tidak terpuji. Itu sudah menjadi komitmen kita di tim sejak lama," kata Koordinator Pendaftaran Sayang, Rahmansyah.
     
Puji Sayang
Sementara Forum lintas agama di Sulsel memberikan apresiasi besar dan ungkapan salutnya terhadap langkah yang ditempuh pasangan cagub-cawagub Sulsel, Sayang yang telah rela dan berbesar hati menggeser waktu pendaftarannya menjadi pukul 11.00 Wita, demi menghindari gesekan dengan massa Ilham-Aziz.
Sebelumnya, tim Sayang ngotot dengan jadwal pukul 13.00 pascasalat Jumat, sedangkan IA juga ngotot mendaftar sejam pasca Sayang yakni di pukul 14.00 Wita. Perbedaan 1 jam ini dinilai sangat rawan gesekan massa yang berujung pada bentrok massa pendukung.
"Tapi setelah kami melakukan negosiasi dan meminta kepada tim Sayang untuk megubah jadwal pendaftaran ternyata mereka menerimanya. Ya, terima kasih. Ini membuktikan bahwa kandidat Sayang punya niat besar untuk menghindari potensi chaos," kata Prof Rahim Yunus perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Kamis, 13 September.
Rahim Yunus yang juga pengurus Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) mengaku sempat ragu dengan usulannya ke Sayang.  "Kami sangat apresiasi itu, dan mengucapkan terima kasih. Ini bukan untuk kepentingan siapa-siapa, tapi ini untuk kepentingan Sulsel ke depan," kata Rahim.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Walubi Sulsel, Yonggris. Dia mengatakan, keikhlasan Sayang untuk mengubah jadwal pendaftaran ini menjadi tanda-tanda bahwa Pilgub Sulsel akan berjalan damai hingga Januari 2013 mendatang.
"Memang forum lintas agama melakukan lobi dulu ke Sayang. Rencananya, jika Sayang gagal menerima usulan kami, maka kami ke IA. Tapi kita tidak perlu ke IA lagi karena ternyata Sayang sudah menerima usulan kami," kata Yonggris. (hamsah umar)

Akhir Konflik Hanura Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--DPD Hanura Sulsel siap menata kembali kepengurusan partai setelah lama dilanda konflik internal yang tidak berkesudahan. Pelaksanaan musyawarah daerah luar biasa (musdalub) Hanura Sulsel harus jadi akhir dari kisruh yang terjadi.
Ketua Bidang Media dan Komunikasi Politik DPP Hanura, Akbar Faizal menegaskan dengan dilaksanakannya musdalub DPD Hanura Sulsel di Hotel Boulevard, 13-14 September, harus menjadi pertanda dan penegasan bahwa bibit permusuhan kader Hanura Sulsel harus ditiadakan.
"Per hari ini masalah kita anggap selesai. Apa yang melanda Hanura Sulsel selama ini tidak boleh lagi terulang. Saya ingin katakan bahwa pelaksanaan musdalub ini sangat pamungkas," kata Akbar di sela-sela Musdalub Hanura Sulsel, Kamis, 13 September.
Akbar juga minta agar kisruh yang pernah melanda Hanura Sulsel harus dijadikan sebagai suatu pelatihan bagi kader Hanura, untuk bagaimana berorganisasi dengan baik termasuk dalam menghadapi konflik yang muncul. Akbar minta agar partai Hanura mulai fokus menghadapi agenda politik yang dihadapi yang akan datang.
"Agenda riil kita adalah bagaimana solid mendukung pasangan calon gubernur Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan lolos pemilu pada pemilu 2014 mendatang. Siapa pun yang terpilih sebagai ketua dalam musdalub kali ini, apakah melalui pemilihan atau dengan aklamasi harus didukung penuh," imbuh Akbar.
Korwil Sulawesi DPP Hanura, Chaeruddin Ismail juga berharap dengan dilaksanakannya musdalub Hanura Sulsel ini, berbagai masalah yang dihadapi selama ini harus diakhiri. Partai ini harus ditata dengan baik ke depan sehingga Hanura memiliki kesiapan menghadapi berbagai agenda politik. Pada saat pembukaan musdalub, Chaeruddin juga kembali mempertegas larangan bagi kader Hanura Sulsel, Rahman Halid untuk bertarung di musdalub.
Rahman yang dicekal menjadi ketua Hanura Sulsel mengaku legowo menerima pencekalan dirinya memimpin Hanura kalau dengan alasan untuk kebesaran partai di masa mendatang. Kendati, dia tetap menyesalkan sikap DPP Hanura yang melarangnya untuk memimpin partai ini di Sulsel. "Apa kesalahan saya di Hanura. Sebagai kader saya ingin katakan bahwa pencekalan ini adalah bentuk pengzaliman. Tapi demi partai saya nyatakan tidak maju," kata Rahman.
Dia menyebut, sebelum musdalub digelar, Chaeruddin tercatat tiga kali memanggil secara khusus Rahman yang meminta dirinya tidak bertarung. Rahman juga menepis tudingan DPP bahwa Abbas Selong yang terpilih sebagai Ketua Hanura Sulsel hasil musdalub Bogor adalah bonekanya. "Sebenarnya Chaeruddin yang justru ingin ciptakan boneka di Hanura Sulsel," tandas Rahman. (hamsah umar)                            

Garuda-Na Jawab Keraguan Publik


*Sesumbar Putarbalikkan Keadaan

MAKASSAR, FAJAR--Keraguan publik Sulsel atas kendaraan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) untuk bisa mendaftar di KPU Sulsel terjawab. Pasangan ini resmi terdaftar sebagai bakal cagub-cawagub Sulsel 2013-1018.
Pasangan yang mencoba tampil identik dengan kandidat gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok ini mengantongi 19 parpol dengan persentase suara 15,92 persen, atau sebanyak 597.987 suara dari syarat minimal 563.531 suara sah pemilu legislatif 2009. Saat mendaftar di KPU, Garuda-Na didampingi Ketua Umum DPP Gerindra Suhardi, anggota Dewan Pembina DPP Gerindra Permadi serta sejumlah perwakilan parpol pendukung.
Selama ini, Garuda-Na banyak diragukan publik Sulsel termasuk timnya sendiri mengenai pintu yang akan digunakan mendaftar di KPU Sulsel. Itu karena pasangan ini menutup rapat parpol pengusungnya sehingga yang jelas hanya Gerindra. Pasangan ini diusung dua parpol parlemen yakni Gerindra dan PPDI, selebihnya koalisi nonparlemen.
Penetapan KPU Sulsel bahwa pasangan ini bersyarat untuk diverifikasi sebagai bakal calon gubernur Sulsel disambut riuh ribuan pendukung Garuda-Na yang ada di luar gedung KPU Sulsel. Mereka langsung meneriakkan Garuda-Na siap menang. Keceriaan tim dan pendukung Garuda-Na tampak jelas baik yang ada di ruang pendaftaran KPU, maupun yang sekadar melihat melalui layar kaca di halaman kantor KPU Sulsel.
Garuda-Na datang mendaftar ke KPU dengan berjalan kaki dari Jalan Nikel, kediamanan Rudiyanto diiringi ribuan pendukungnya. Akibatnya,sepanjang jalan AP Pettarani satu arah ditutup total hingga pendaftaran dan massa pendukung Garuda-Na meninggalkan tempat. Ribuan pendukung Garuda-Na ini tampak kompak karena mengenakan baju kotak-kota seragam.  
Dari 19 parpol pengusung Garuda-Na ini, beberapa di antaranya dipastikan ganda karena juga mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) seperti PPIB, PPI, PPPI, Partai Buruh, PPNUI, PPRN, PPDI, PDP, PNI Marhaenisme, Pelopor, dan PPD. Mesti dipastikan ganda, Garuda-Na tidak ingin mengklaim bahwa dialah pemegang rekomendasi yang sah.
"Tinggal verifikasi usungan parpol. Teman-teman wartawan silahkan cari info lebih akurat pada KPU Sulsel. Saya tidak ingin klaim bahwa partai yang ada di Garuda-Na adalah yang sah sementara di pihak lain tidak. Kita tunggu proses kerja KPU mana yang benar dan mana yang dibatalkan karena itu menjadi kewenangan KPU untuk melihat dengan jelas," tandas Garuda-Na.
Saat memberikan keterangan pers, Rudi kembali menegaskan bahwa keikutsertaan dirinya di pilgub Sulsel bukan keinginan dirinya dan Andi Nawir semata, tapi lebih karena dorongan DPP Gerindra. Dorongan itu bukan tanpa dasar, tapi tetap melihat potensi Garuda-Na untuk memenangkan pilgub Sulsel 2012 mendatang.
"Karena itu, kalau media selama ini juga meragukan Garuda-Na bahkan kurang memberi ruang pemberitaan, saya mohon dukungan dan partisipasinya untuk memberi ruang Garuda-Na meski hanya sedikit, karena mohon maaf yang banyak diberitakan selama ini hanya dua pasangan," kata bupati Sinjai dua periode ini.
Sebagai jawaban atas keraguan publik Sulsel selama ini, Rudi menegaskan bahwa resminya pasangan ini mendaftar di KPU Sulsel adalah bukti pasangan ini tidak main-main. "Faktanya Garuda-Na hari ini menjadi calon gubernur pertama yang mendaftar di KPU Sulsel. Mungkin ini juga akan menjadi awal pemutarbalikan fakta dan stigma masyarakat yang selama ini memandang enteng Garuda-Na. Mudah-mudahan kami juga bisa menjungkirbalikkan hasil pilgub yang akan digelar 22 Januari 2013 nanti," tandas Rudi.
Kendati saat ini dia tidak diunggulkan dibanding dua kandidat gubernur lain, namun pasangan ini siap memutarbalikkan fakta di pilgub mendatang. Dia mengaku dirinya dan Nawir bukan politisi yang baru muncul, tapi sudah terjung di politik sejak orde baru. "Saya dan Pan Nawir bukan orang pesimis tapi seorang petarung. Kalau tidak yakin menang tidak mungkin kami harus bekerja," lanjutnya.
Garuda-Na menjanjikan perubahan Sulsel yang lebih baik, termasuk dalam hal pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis yang telah dipeloporinya sejak 2003 lalu. Rudi mengklaim tidak hanya di Sulsel sebagai pelopor pendidikan dan kesehatan gratis tapi juga di Indonesia meski skopnya hanya kabupaten. Pemikiran ini pula yang mendorongnya untuk lebih memperluas gagasannya di Sulsel.
Soal pilihan menggunakan seragam kotak-kotak ala Jokowi-Ahok, Rudi menandaskan bahwa pilihan ini bukan karena Jokowi-Ahok mengenakan baju kotak-kotak pasangan ini sudah menang putaran pertama pilgub DKI, tapi lebih karena dia adalah orang Gerindra. "Jadi ini juga menjadi perintah dari Prabowo untuk memakai baju motif seperti ini," katanya.
Adapun Nawir menyatakan bahwa pasangan ini tidak hanya memiliki pendukung di Sinjai dan Pinrang tapi juga tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel. "Tidak mungkin kami mau maju kalau hanya Sinjai dan Pinrang kita punya pendukung. Yakin bahwa kami punya massa pendukung yang tidak kalah besarnya dibanding yang lain," tandas Nawir.
Ketua Umum DPP Gerindra, Suhardi menandaskan bahwa kehadiran dirinya di Sulsel mendampingi Garuda-Na mendaftar di KPU Sulsel menjadi bukati bahwa partai dan komponen partai mendukung penuh pasangan ini untuk memenangkan pertarungan. "Ini bukti bahwa kami dukung penuh Garuda-Na di Sulsel. Ketua Dewan Pembina tidak sempat datang hari ini karena ada sesuatu yang lebih penting di Jakarta," tandas Suhardi.

Ditemui Roem
Sebelum pasangan ini mendaftar di KPU Sulsel, pasangan ini juga mendapat kunjungan dari lingkungan keluarganya yang kebetulan akan menjadi lawan politiknya di pilgub Sulsel. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel sekaligus Ketua DPRD Sulsel, HM Roem. Ada juga kader Hanura Sulsel, Rahman Halid.
Kepada wartawan, Roem menyebutkan bahwa kedatangan dia bersilaturahmi dengan Garuda-Na tidak lebih dari hubungan keluarga. Maklum Roem adalah om dari Rudiyanto juga pernah menjabat sebagai bupati Sinjai dua periode. "Jadi saya datang sebagai keluarga sekaligus memberinya semangat," kata Roem.
Penegasan sama disampaikan Rahman Halid yang juga kader Hanura. Kendati partainya sudah resmi mengusung Ilham-Aziz di pilgub, namun hubungan kekeluargaan tidak menghalanginya untuk mengantar Garuda-Na mendaftar di KPU Sulsel. "Kami ini adalah keluarga, sehingga sangat wajar kalau hadir dan mendampinginya," imbuh Rahman Halid.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas menyatakan bahwa secara umum berkas pasangan Garuda-Na memenuhi syarat untuk diterima dan ditetapkan sebagai salah satu bakal pasangan calon. Semua berkas yang dimasukkan ini akan diverifikasi setelah tahapan pendaftaran berlangsung.
"Kita belum lihat secara rinci, tapi secara umum seperti kita lihat semua memenuhi syarat perolehan suara 15,92 persen dari 15 persen yang disyaratkan. Kalau pun ada yang ganda, itulah yang akan kita verifikasi mana yang sah dan tidak sah," jelas Jayadi.  (hamsah umar)