Powered By Blogger

Kamis, 08 Maret 2012

Arqam: Ziaur Rahman Baiknya Mundur

MAKASSAR, FAJAR--Sikap komisioner KPU Sulsel, Ziaur Rahman melibatkan diri dalam proses politik di Takalar terus memunculkan desakan mundur, utamanya kalangan mahasiswa dan warga Takalar.
    Dengan munculnya desakan mundur itu, pengamat politik Sulsel, Arqam Azikin pun menilai bahwa desakan mundur tersebut sebagai bagian yang perlu dipertimbangkan Ziaur Rahman. Kendati dalam aturan disebutkan bahwa komisioner baru dikatakan berpolitik ketika resmi diusung utamanya  mendaftar di KPU, namun dari segi pertimbangan etika politik sebaiknya memilih mundur.   
    "Kalau sudah bulat ingin maju di pemilukada Takalar, beliau secara pendekatan moral ada baiknya mundur. Apalagi kalau pilihan untuk mendaftar secara resmi sebagai calon di partai itu, sudah menimbulkan desakan untuk mengundurkan diri,"  kata Arqam, Kamis, 8 Maret.
    Dia menjelaskan, KPU sebagaimana undang-undang pemilu selalu ditekankan untuk menjaga netralitas dan profesionalisme. Artinya, seorang anggota KPU tidak boleh masuk dalam arena proses politik di suatu daerah, termasuk ketika anggota KPU Sulsel ingin maju di Takalar. Pasalnya identitas sebagai anggota KPU tetap ada ketika mendaftar di partai.
    Sebelumnya, Ziaur Rahman mengungkapkan kesiapannya mundur dari KPU Sulsel jika benar-benar akan maju sebagai calon di Pemilukada Takalar mendatang. Namun keputusan mundur itu baru akan ditempuhnya ketika sudah resmi sebagai calon di partai politik.
    Saat ini, Ziaur Rahman  memang sudah berkeinginan maju di pemilukada Takalar sebagai cabup. Namun keinginan tersebut belum pasti terwujud mengingat dirinya tidak memiliki partai politik, atau hanya berharap pinangan calon bupati.
    Dia menyatakan bahwa, dalam peraturan KPU No.13 Tahun 2010 utamanya Pasal 13, memang diatur tata cara pencalonan utamanya penyelenggara pemilu. Aturan itu tidak hanya berlaku bagi anggota KPU tapi juga berlaku bagi panwaslu.
    "Bahkan untuk bisa lolos sebagai calon di KPU, anggota KPU yang mencalonkan diri harus melampirkan surat pengunduran dirinya sebagai anggota KPU. Tanpa lampiran SK pengunduran diri itu, KPU juga tidak akan meloloskan," kata Ziaur Rahman.
    Sebelumnya, Ziaur Rahman telah melamar sebagai cabup di DPD Golkar Takalar pekan lalu. Dia bahkan berkeinginan mendaftar di partai lain ketika ada pendaftaran cabup. "Tapi selama ini baru  Golkar yang memberi ruang pendaftaran untuk posisi cabup," tambahnya. (hamsah umar)
       

          
                        

Televisi Jadi Kekuatan Pencitraan

MAKASSAR, FAJAR--Eksistensi media utamanya televisi dalam memberikan pencitraan positif partai politik dan calon presiden (capres) memiliki peranan cukup besar.
    Pengamat Politik Unhas, Prof Kasnawi Tahir mengungkapkan bahwa salah satu faktor kekuatan politik suatu parpol, calon kepala daerah, atau capres sangat dipengaruhi strategi pencitraan yang dilakukan. Proses pencitraan positif ini sangat berkaitan dengan media.
    "Salah satu faktor kekuatan parpol atau calon pemimpin dalam mendukung strategi pencitraan adalah media. Peranan media ini sangat besar dalam mendukung pencitraan yang dilakukan," kata Kasnawi.
    Namun menurut Kasnawi, media juga tidak boleh sewenang-wenang mengeksploitasi pemberitaan apalagi kalau dilakukan oleh pemilik media sendiri. Juga tidak bisa mengeksploitasi pemberitaan untuk mencitrakan negatif pihak tertentu. "Tapi kalau sepanjang berdasar fakta, media juga tidak bisa disalahkan dalm menyajikan informasi baik itu yang terkesan menyudutkan begitu juga yang bersifat pencitraan," kata Kasnawi.
    Kasnawi menyebut, peran media dalam memberikan pencitraan parpol atau calon pemimpin seperti capres sangat dibutuhkan, dalam rangka memberikan pencitraan positif di tengah masyarakat. Strategi pencitraan lain yang berpengaruh besar pada masyarakat adalah dengan cara menemui langsung masyarakat.
    Isu sentral mengenai pencitraan positif maupun negatif melalui televisi ini mengemuka menyusul pernyataan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum yang menyebut partainya mudah disudutkan karena tidak punya televisi. Beberapa pemimpin partai politik seperti Ketua DPD Golkar, Aburizal Bakrie dan Pembina Partai Nasdem, Surya Paloh memiliki media televisi. (hamsah umar)
                         

PDIP-PDS Buka Pintu untuk Ilham-Aziz

MAKASSAR, FAJAR--Dua partai politik pengusung pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di pilgub 2007 silam, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) tetap membuka pintu bagi kandidat gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar.
    Kedua partai ini hingga saat ini memang belum menentukan sikap apakah tetap mendukung Sayang atau meninggalkannya. Yang pasti, partai ini tetap melakukan penjaringan dan membuka ruang bagi kandidat gubernur yang ingin membangun komunikasi.
    "Jadi soal dukungan di pilgub ini kita belum ada. Mekanisme di partai kita kan sangat jelas. Salah satunya adalah pendaftaran. Siapa saja cagub boleh mendaftar termasuk Ilham-Aziz," kata Wakil Ketua DPW PDS Sulsel, Larisman saat ditemui di restoran Bambuden I Makassar, Rabu, 7 Maret.
    Larisman menyatakan komunikasi dengan kandidat tetap dilakukan guna melihat seperti apa komitmennya mengsejahterakan masyarakat Sulsel. Pertemuan yang digagas PDS antara tokoh nonmuslim dengan Ilham-Aziz sebagai salah satu bentuk komunikasi PDS. "Saat ini kan baru Ilham-Aziz yang sudah deklarasi pasangan. Bahkan, dia sudah sampaikan kalau dalam waktu dekat akan mendaftar ke kita," ungkap Larisman.
     PDS kata Larisman belum bisa memastikan apakah melanjutkan dukungan ke Syahrul atau tidak, mengingat sejauh ini Syahrul belum menentukan pasangan. "Yang jelas, calon yang mendaftar di PSD akan kita musyawarahkan untuk menentukan kemana arah kita. Setelah itu baru kita rekomendasi ke DPP," tambahnya.
    Ketua DPC PDS Makassar, Nelson Marnanse Kamisi menambahkan PSD memiliki komitmen mewujudkan masyarakat Sulsel sejahtera. "Jadi komitmen calon  dalam mengsejahterakan rakyat Sulsel jadi pertimbangan mendasar PDS menentukan dukungan," kata Nelson.
    Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Dan Pontasik terpisah menyatakan bahwa PDIP juga sangat membuka pintu bagi Ilham-Aziz.  "PDIP itu partai terbuka. Karena sampai saat ini belum menentukan sikap, siapa saja calon akan kita bukakan ruang komunikasi. Dan komunikasi Syahrul dan Ilham ke PDIP sama-sama bagus. Tinggal menunggu mekanisme partai berjalan," kata Pontasik.
    Kalau PDIP dan PDS masih membuka pintu bagi calon lain, Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) menegaskan, sikap DPP PDK Sulsel sudah sangat jelas yakni mendukung Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang.
    "PDS tidak ada lagi penjaringan cagub karena kita sejak awal sudah deklarasikan mendukung Sayang. Dan PDK sampai saat ini komitmen dengan dukungan itu apalagi Ketua Golkar sendiri sudah katakan Sayang sudah bagus," kata Sekretaris DPP PDK Sulsel, Andi Mustaman. (hamsah umar)                        
             

Mahasiswa Tolak Penundaan Pemilukada Takalar

MAKASSAR, FAJAR--Sikap KPU Takalar yang akan menunda pemilukada Takalar terus menuai protes kalangan mahasiswa Takalar. Mereka menolak pemilukada Takalar ditunda dari jadwal semula.
    "Kami menolak pleno penundaan pemilukada Takalar yang dilakukan KPU Takalar. Penundaan pemilukada sarat permainan karena tidak terjadi kerusuhan, bencana alam, atau gangguan keamanan dan gangguan lainnya," ujar korlip Solidaritas Mahasiswa dan Masyarakat Takalar, Adi saat melakukan demo di KPU Sulsel, Rabu, 7 Maret.
    Para mahasiswa ini menilai penundaan pemilukada Takalar melanggar PP No.17 Tahun 2005, Pasal 149 ayat (1), yang memuat alasan pemilihan ditunda. Menurut mereka, alasan anggaran tidak mesti dijadikan KPU untuk menunda jadwal pemilu.  "Karena sudah ada dana cadangan Rp1,5 miliar di 2011 lalu dan APBD 2012 juga sudah ditetapkan," kata Adi.
    Saat melakukan aksinya, mahasiswa juga mengumpulkan koin sebagai bentuk ketidakberdayaan KPU dalam menggelar pemilukada Takalar sesuai jadwal.  Mahasiswa juga menyoal sikap anggota KPU Sulsel, Ziaur Rahman yang mencalonkan diri di Takalar sementara masih aktif sebagai anggota KPU.  
    Anggota KPU Sulsel, Siti Nusra Aziz dan Syamsir yang menerima pendemo menyatakan bahwa rencana penundaan pemilukada Takalar dilakukan KPU, karena ketersediaan anggaran dari pemerintah yang terkendala. "KPU tidak bisa bergerak hari ini karena anggarannya terhambat dari pemerintah," kata Nusra. (hamsah umar)
                     

Aziz: Religius Itu Berkarakter

MAKASSAR, FAJAR--Kekhawatiran kalangan nonmuslim soal  isu masyarakat religius yang ingin diwujudkan di Sulsel, coba diklirkan pasangan calon gubernur Sulsel Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar di kalangan tokoh nonmuslim.
    Dalam dialog politik para pendeta, pastor, hamba tuhan, gembala sidang, tokoh gereja, organisasi kristen dengan Ilham-Aziz di Bambuden I Makassar, Rabu, 7 Maret, Ilham-Aziz secara gamblang memaparkan persepsi masyarakat religius yang ingin diwujudkan di Sulsel. Aziz menyebut, masyarakat religius tidak bisa dipisahkan dengan Pancasila atau Indonesia secara umum.
    Dialog dengan tokoh nonmuslim ini digagas DPC Partai Damai Sejahtera (PDS) Makassar. Beberapa tokoh nonmuslim yang hadir seperti Ishak Ngeljaratan, pendeta Daniel Sopamena, pendeta Maria Sura dan tokoh nonmuslim lainnya.   
    "Masyarakat religius konsisten pada pancasila. Yang bermasalah ketika masyarakat religius lemah, maka karakter bangsa juga demikian. Makanya di Sulsel ini kita ingin bangun jiwa bangsa yang berkarakter, karena kita saat ini krisis moral," kata Aziz.
    Dalam pertemuan dengan tokoh nonmuslim ini, memang banyak muncul kekhawatiran dari kalangan nonmuslim mengenai program Ilham-Aziz utamanya masyarakat religius. Apalagi, banyak berhembus isu-isu di masyarakat kalau Ilham-Aziz gubernur, gerak warga nonmuslim semakin terbatas. "Bahkan di kampung saya Tator, ada yang berkembang kalau Ilham-Aziz gubernur babi di Tator diberantas," kata pendeta Ramli.
    Dalam hal masyarakat religius tambah Aziz, pihaknya bisa menggaransi bahwa umat Islam di Makassar akan hidup berdampingan dengan umat agama lain. "Saat ini saja saya hidup berdampingan dengan nonmuslim dan saya berinteraksi dengan baik. Jadi masyarakat religius ini adalah membangun moral dan akhlak kita yang berkarakter," tambah Aziz.
    Dalam dialog ini, Ilham-Aziz diingatkan tidak banyak memberikan janji politik. "Sekarang ini kita memang ada kerinduan pemimpin yang tidak sekadar memberi janji. Ini juga yang kita inginkan karena dari segi kapabilitas dan moralitas kami tidak meragukan lagi," kata Daniel.
    Tokoh nonmuslim lain Ishak Ngeljaratan tidak banyak menanggapi visi misi Ilham-Aziz. Dia malah banyak memuji karakter pasangan cagub ini. "Kehidupan keluarga Ilham-Aziz patut kita teladani. Saya ini sepertinya punya referensi, tapi itu terserah saya," kata Ishak.
    Sekretaris DPC PDS Makassar, Yapet Sampe menyatakan dialog ini untuk menjembatani tokoh agama Kristen dengan sosok Ilham-Aziz. "Jadi ini dalam rangka memberikan pemahaman dan pendidikan politik kepada tokoh Kristen, untuk memahami kandidat. Jadi tidak ada lagi istilah katanya karena mendapat pemahaman langsung," kata Yapet Sampe didampingi politisi PDS lainnya, Larisman (wakil ketua DPW PDS Sulsel), dan legislator PDS Makassar, Nelson Marnanse Kamisi. (hamsah umar)