Powered By Blogger

Selasa, 27 Desember 2011

Dirugikan, Nasabah Demo BTN


MAKASSAR, FAJAR--Nasabah Bank Tabungan Negara (BTN)  Cabang Makassar, Jalan Kajaolalido didemo belasan nasabah dengan menakan diri Aliansi Penghujat Mafia Perbankan. Nasabah yang melakukan demo itu karena merasa dirugikan BTN yang hingga saat ini masih menahan sertifikat rumah nasabah, kendati kewajibannya sudah selesai tujuh tahun lalu.
Debitur yang melakukan KPR sejak 1984 di Griya Pamula Makkio Baji C4/14 Makassar bernama Hadawiah ini sudah melunasi kreditnya di BTN sejak 2004 lalu, setelah 20 tahun melakukan KPR. Ironisnya, setelah nasabah ini melunasi kewajibannya, pihak BTN tidak kunjung menyerahkan sertifikat rumah dengan alasan sertifikat dimaksud belum diterbirkan Badan Pertanahan Nasional.
Pihak keluarga Hadawiah sebenarnya sudah sering kali menghadap kepada pihak BTN, namun tidak mendapat tanggapan serius. Bahkan ada kesan pihak BTN membiarkan persoalan tersebut berlarut. Makanya, pengunjuk rasa menyebut adanya mafia perbankan di BTN yang bermain dalam proses pengambilan sertifikat yang menjadi hak nasabah.
Koordinator Lapangan, Andi Fachruddin Adam menyesalkan tidak adanya niat baik dari BTN dalam memberikan hak nasabah yang telah menyelesaikan kewajibannya. Kondisi ini mengakibatkan Hadawiah tidak bisa menanfaatkan rumahnya, misalnya ketika ingin mengambil kredit dengan jaminan sertifikat rumah tersebut.
"Kami desak BTN segera mengeluarkan sertifikat kepemilikan rumah, kepada nasabah yang sudah menyelesaikan kreditnya. Dan menuntut BTN bekerja profesional dan transparan," kata Fachruddin.
Para pendemo bahkan menduga adanya nasabah lain yang diperlakukan oleh BTN, dengan berbagai dalih. 2010 lalu, BTN juga didemo karena sertifikat rumah yang sudah dilunasi tidak dikeluarkan dengan alasan pajaknya menunggak. Padahal pajak tersebut masih menjadi tanggung jawab BTN maupun pihak pengembang.
Wakil Kepala Cabang BTN Makassar, Farida Kadir berdalih pengurusan sertifikat atas nama Hadawiah sudah dilakukan sejak pelunasan kredit dilakukan, selama 7 tahun itu BPN tidak menerbitkannya. "Nanti Jumat ini kami dijanji akan dikeluarkan," kata Farida.
"Kami merasakan juga apa yang dirasakan  nasabah. Tapi kami juga rugi karena selama ini tidak ada jaminan kita pegang," ungkapnya. (hamsah umar)
                 

Senin, 26 Desember 2011

Hasil Autopsi Imam Belum Keluar


MAKASSAR, FAJAR--Proses penyelidikan kasus kematian Sales and Service Manager PT Merpati Nusantara Airline, Imam Bagus Nugraha yang dilakukan Polsekta Rappocini dan Polrestabes Makassar belum banyak kemajuan. 
Salah satu kendalanya, hasil autopsi yang dilakukan oleh tim dokter forensik Unhas hingga saat ini belum keluar. Akibatnya, kematian Imam ini masih menjadi misteri dan sebatas dugaan-dugaan. Kendati indikasi korban dibunuh oleh oknum tertentu cukup beralasan, namun polisi hingga saat ini polisi belum berani mengambil kesimpulan.
Proses autopsi yang dilakukan tim dokter forensik Unhas sebenarnya sudah berlangsung tiga pekan terakhir. Namun koordinasi yang dilakukan penyidik kepolisian menyebutkan, penelitian yang dilakukan oleh dokter forensik sejauh ini belum bisa dilansir.
Apalagi, informasi yang diperoleh, tim dokter forensik Unhas ini ingin secara total melakukan proses autopsi. "Mereka tidak ingin temuan hasil sementara disampaikan, tapi mereka ingin tuntaskan dulu prosesnya. Makanya dia kaji betul autopsi yang dilakukan," kata Kanit Reskrim Polsekta Rappocini, AKP Arifuddin.
Sebelumnya, polisi berencana melakukan pemeriksaan terhadap pengawal mertua Imam, Hamzah. Namun sejauh ini polisi belum melakukannya. Arifuddin menegaskan bahwa penyidik menunggu kesimpulan dokter forensik. 
Pasalnya, hasil autopsi dokter ini menjadi salah satu penentu terhadap langkah yang akan dilakukan selanjutnya oleh kepolisian. Apalagi sebelumnya korban dikabarkan tewas karena bunuh diri. (hamsah umar)      

Tersangka Perang Kelompok Dijerat Perusakan


MAKASSAR, FAJAR--Enam warga yang terlibat perang kelompok di Jalan Bantabantaeng resmi ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. Enam warga ini dijadikan tersangka kasus perusakan sejumlah mobil warga yang diparkir di Jalan Bantabantaeng.
"Status keenam warga yang ditangkap dari kasus perang kelompok ini sudah resmi tersangka. Mereka semuanya kita sudah tahan dan diproses sesuai aturan yang ada," kata Kanit Reskrim Polsekta Rappocini, AKP Arifuddin, Senin, 26 Desember.
Keenam tersangka yang sudah ditahan ini dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang Perusakan. Keenam pelaku dianggap secara bersama-sama merusak mobil warga, hingga mereka terancam penjara di atas lima tahun. Enam tersangka itu adalah warga Pabaengbaeng Makassar. 
Sebagaimana dilansir sebelumnya, warga yang terlibat perang kelompok ini diduga dipicu pengaruh alkohol, utamanya pemuda yang berasal dari Pabaengbaeng. Tersangka kata polisi akan ditindak tegas, apalagi perbuatan mereka telah  mengakibatkan orang lain menderita kerugian materil akibat perusakan kendaraan  yang dilakukan tersangka. 
Apalagi dalam kasus ini, warga yang dirusak mobilnya juga keberatan dengan tindakan anarkis yang dilakukan keenam tersangka. (hamsah umar)
     

Gembel Bangun Karakter National


MAKASSAR, FAJAR--Reuni Keluarga Besar Gemar  Belajar (Gembel) III yang digelar di Clarion Hotel & Convention berlangsung meriah. Selain dihadiri ribuan keluarga besar Gembel, reuni ini juga dihadiri tamu istimewa yakni Putri Kopi Indonesia 2011, Laskari Andaly Metal Bitticaca.
Gembel yang mulai berdiri 1960 awalnya adalah sebuah perkumpulan pelajar SMA di Makassar tepatnya di Pertigaan Haji Bau-Pantai Losari. Kendati dalam usianya yang sudah puluhan tahun tanpa struktur organisasi dan anggaran rumah tangga, namun Gembel dianggap sebagai wadah untuk memupuk persaudaraan. Bahkan bisa menjadi wadah pembangunan karakter nasional.
Reuni Keluarga Besar Gembel dihadiri beberapa generasi tertua Gembel seperti Oesman Sapta, Azikin Solthan,  Bupati Gowa, Ihsan Yasin Limpo, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, dan sejumlah undangan lainnya.
Syahrul mengatakan, Gembel memiliki karakter tersendiri dan menjadi simbol persaudaraan yang kuat utamanya bagi anggota Gembel itu sendiri.
Di usianya yang sudah puluhan tahun itu, Oesman Sapta berharap Gembel ke depan menjadi organisasi resmi yang berbadan hukum dan memiliki struktur organisasi dan AD/ART. Dia bahkan langsung mengusulkan agar Kepala Inspektorat Sulsel, Azikin Solthan menyusun wadah ini menjadi sebuah organisasi. Apalagi, anggota Gembel sudah banyak yang sukses dalam berbagai  bidang.
"Ada yang jadi pengusaha, jenderal, gubernur, bupati dan banyak lagi yang sukses. Dulunya, gembel ini adalah sekumpulan orang nakal, tapi nakanya tidak menyentuh narkoba," kata Oesman Sapta.
Ihsan Yasin Limpo menambahkan "Meski Gembel tidak ada struktur organisasinya, namun bagi saya ada berupa keyakinan kita untuk saling menjaga  persaudaraan. Inilah saya kira arti penting dari Gembel ini," kata Ihsan. (hamsah umar)  
               

KONI Harap Ide Brilian


MAKASSAR, FAJAR--Dialog akhir tahun olahraga yang digelar KONI Sulsel dengan tema KONI Menghadapi PON XVIII/2012 Riau, di studio Mini Harian FAJAR, Selasa, 27 Desember hari ini diharapkan memunculkan ide brilian, utamanya bagaimana pengelola olahraga mendapatkan dana tanpa mengandalkan APBD.
Humas KONI Sulsel, Piet Heriadi Sanggelorang mengatakan, selama ini KONI maupun cabang olahraga di Sulsel masih sangat mengandalkan pendanaan dari APBD. Makanya, melalui diskusi ini, KONI berharap ada ide brilian bagaimana pengelola olahraga mendapatkan  pendanaan diluar APBD.
Makanya, diskusi ini menghadirkan pengusaha Sulsel, Raymond Arfandy. Diharapkan, dengan kehadiran seorang pengusaha sebagai narasumber ini, KONI Sulsel maupun pengurus olahraga di daerah ini mendapat masukan dan ide bagaimana mendapatkan pendanaan termasuk dalam mendapatkan sponsor. Diskusi ini juga menghadirkan Ketua Program Sulsel Maju, Andi Darussalam Tabusalla, dan wartawan Upi Asmaradana.
Diskusi olahraga ini kata Piet, digelar untuk mendapatkan banyak masukan dari masyarakat utamanya jelang PON 2012 Riau. Meski program yang dilakukan KONI dan pengurus cabang olahraga baik, program tidak bisa berhasil kalau dukungan dana tidak memadai. "Diskusi ini juga ajang untuk mengajak masyarakat untuk turut memikirkan kemajuan olahraga di Sulsel," tambahnya.
Selain munculnya ide brilian dalam memajukan olahraga, diskusi ini juga diharapkan memberikan masukan baik teknis dan non teknis. Apalagi, saat ini KONI tengah mempersiapkan diri menghadapi PON Riau yang tidak lama lagi.
Begitu juga, kritikan yang bersifat membangun terhadap KONI dan pengurus cabang olahraga di Sulsel, juga diharap muncul dalam diskusi ini. "Apalagi kalau dialog ini digelar secara live. Itu bisa banyak masuk dari masyarakat," katanya. (hamsah umar)