Powered By Blogger

Minggu, 27 Mei 2012

JK: Saya Sama Ilham Saja


*Perkenalkan Semangat Baru di Unhas

MAKASSAR, FAJAR--Mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla (JK) memperkenalkan Semangat Baru (Ilham) kepada mahasiswa Unhas, saat memberikan pembekalan mahasiswa KKN Unhas, Jumat, 25 Mei.
Mahasiswa yang diberi pembekalan oleh JK ini merupakan KKN gelombang 82 tahun 2012 di Baruga AP Pettarani. Di tempat ini, Ilham memang bersama dengan JK yang menjemputnya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Dari bandara, Ilham memilih satu mobil dengan JK menuju Unhas. Tentu saja ini dimanfaatkan keduanya untuk bicara banyak mengenai berbagai hal di Sulsel. Sebenarnya, JK sudh disiapkan mobil sedan Crown miliknya oleh sang ajudan, namun JK ingin lebih dekat dengan Ilham. "Biarmi saya sama Aco (Ilham) saja," ujar JK sambil menunjuk mobil Ilham yang berplat B IAS ACO.
Di hadapan ribuan mahasiswa KKN Unhas, JK beberapa kali meneriakkan kata semangat kepada mahasiswa sebagai upaya untuk memberi motivasi mahasiswa. "Di sini ada pak wali yang sudah semangat baru," ujar JK seakan-akan memperkenalkan Semangat Baru (tagline Ilham-Aziz di pilgub Sulsel) kepada mahasiswa sambil tersenyum mengarahkan pandangannya ke Ilham yang duduk di depannya.
Diperkenalkan semangat baru, ribuan mahasiswa ini pun bersorak dan membalas JK dengan meneriakkan semangat baru. JK menegaskan, menjadi seorang sarjana di bangku pendidikan sangat penting, tapi yang lebih penting adalah semangat yang harus tertanam pada mahasiswa. "Tidak ada pengusaha yang  maju jika  tidak disertai dengan semangat,"  ujar JK.
Karena semangatnya, JK banyak kali mengucapkan kata semangat. Entah karena ada Ilham sebagai calon gubernur berpasangan Aziz dengan tagline semangat baru, atau karena memang ingin mempopulerkan semangat kepada kalangan mahasiswa.
Kendati ungkapan JK ini tidak secara spesifik memberikan pernyataan dukungan ke Ilham-Aziz, namun di beberapa kesempatan ketika JK hadir di Makassar, Ketua Umum PMI ini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Ilham dibanding bersama dengan Ketua DPD Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. JK sendiri masih merupkan sesepuh partai berlambang pohon rimbung ini.
Begitu juga ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-70 beberapa waktu lalu di Jakarta, Ilham juga terlihat tengah berada di antara keluarga JK lainnya. Dari Jakarta, JK bersama dua saudara, Ahmad Kalla serta Suhaeli Kalla. Di Unhas sejumlah kolega JK seperti Alwi Hamu, Idrus Paturusi, serta Husaen Abdullah juga terlihat menemani. (hamsah umar)

Jumat, 25 Mei 2012

Syamsari Tawari Nojeng Cawabup


MAKASSAR, FAJAR--Calon bupati Takalar, Syamsari Kitta membuka diri kepada Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng. Cabup yang diusung PKS, Gerindra, PKB, dan PDIP ini siap berpaket Nojeng sebagai cawabup.
Kendati menawarkan Nojeng cawabup, Syamsari tidak menjadikan kader yang terdepak dari bursa cabup Golkar ini segalanya. Pasalnya, Syamsari saat ini tetap intens membangun dan mencari figur yang akan mendampinginya di pemilukada Takalar Oktober mendatang.
"Sejak terbentuk koalisi dan partai pengusung, saya memang fokus mencari pendamping. Sehingga cabup merupakan harga mati dengan adanya partai pengusung ini," tandas Syamsari, Kamis, 24 Mei.
PKS memang siap membangun komunikasi dengan putra bupati Takalar Ibrahim Rewa itu untuk memaketkannya dengan Syamsari. Namun, komunikasi dengan Nojeng itu tidak berarti Syamsari harus jadi cawabup, tapi lebih menawarkan Nojeng sebagai cawabupnya. Apalagi, Syamsaru sudah berjuang keras untuk mendapatkan kendaraan di pemilukada Takalar mendatang.
"Jadi kalau kita akan komunikasi ulang dengan Nojeng, itu semata dilakukan kalau dia maju jadi cawabup. Karena setelah terdepak dari Golkar, bisa jadi tidak mendapat kendaraan," tandas tim media PKS, Hairil Anwar.
Hairil menambahkan, survei pencalonan Syamsari di pemilukada Takalar mendatang dari hari ke hari trendnya terus meningkat. Hal ini semakin menyakinkan dirinya bisa memenangkan pertarungan apalagi kalau didukung dengan cawabup yang memiliki basis dan kekuatan yang baik. Peluang untuk memenangkan pertarung semakin terbuka kalau Nojeng siap menjadi wakilnya.
PKS melihat, keengganan Nojeng berpaket dengan Burhanuddin Baharuddin bukan semata karena tidak ingin menjadi cawabup, tapi lebih pada ketidakharmonisan antara keduanya. Makanya, PKS coba membangun komunikasi dengan Nojeng. Beberapa partai seperti Demokrat dan PBB dikabarkan juga membuka diri untuk mengusung Nojeng jika meninggalkan Golkar. (hamsah umar)
           

DPW PPP Abaikan Aspirasi Pengurus


*Rekomendasi Cagub Sulsel

MAKASSAR, FAJAR--Pengusulan cagub DPW PPP Sulsel ke DPP PPP tampaknya mengabaikan aspirasi menyoritas pengurus DPW PPP Sulsel. Buktinya, partai ini dikabarkan sudah merekomendasikan Syahrul Yasin Limpo dan Amir Uskara ke DPP tanpa melibatkan seluruh pengurus dalam rapat penentuan rekomendasi.
Kabarnya, DPW PPP Sulsel telah melakukan rapat menindaklanjuti hasil mukerwilsus dan rapimwil PPP pada 22 Mei lalu sekira pukul 16.00 Wita. Ironisnya, rapat menindaklanjuti hasil mukerwilsus tersebut tidak melibatkan seluruh pengurus partai berlambang kakbah ini. Informasi yang berkembang menyebutkan pengurus yang hadir hanya berkisar 16 orang dari 40 pengurus DPW PPP Sulsel.
Meski terkesan tidak korum, namun rapat tersebut tetap melahirkan rekomendasi pengusulan cagub ke DPP PPP. Hal ini tentu saja disesalkan sebagian pengurus DPW PPP Sulsel karena merasa kurang dilibatkan. Salah satunya adalah wakil Ketua DPW PPP Sulsel, Muliaty Mastura.
Dia menilai, rapat DPW PPP tersebut tekesan mendadak. Kalau pun dia mendapat pemberitahuan melalui telepon, informasi itu baru disampaikan saat rapat akan berlangsung. Ini berbeda saat akan rapimwil yang dilalui undangan kepada semua kader.
Kendati rakerwil dan rapimwil PPP hanya memunculkan Syahrul dan Amir, mestinya PPP Sulsel kata dia tetap mengawinkan aspirasi DPC, DPW, dan DPP PPP dalam menentukan cagub. "Atau karena mayoritas pengurus DPW PPP inginkan IA sehingga rapatnya dilakukan seperti itu. Ini kan mengebiri hak kita sebagai pengurus partai," kata Mastura.
Pengambilan keputusan cagub yang akan diusung PPP di pilgub Sulsel mestinya dilakukan dengan matang. Apalagi yang akan ditentukan adalah orang nomor satu di Sulsel ke depan. Dia juga menyesalkan pernyataan Amir Uskara yang menyebut hasil rapimwil tidak akan dibahas lagi atau sekadar dirapatkan. "Rapat pun juga ada pembahasan. Untuk apa rapat juga kalau tidak ada yang dibahas," katantya.
Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara terpisah menegaskan usul cagub Sulsel sudah ada di DPP PPP. "Sementara saya di Jakarta membawa pengusulannya," tandas Amir.
Dia membantah rapat di DPW PPP tidak melibatkan semua kader. Memang kata dia ada beberapa kader tidak hadir, tapi yang hadir dalam rapat aklamasi dengan keputusan rapimwil. "Undangan memang melalui SMS. Ada yang tidak hadir karena minta rapatnya ditunda. Ada juga minta digelar malam. Tapi kan jadwalnya tidak berubah," tandas Amir. (hamsah umar)

Ilham-Ibas Bahas Pilgub di Bandara


MAKASSAR, FAJAR--Sekretaris Jenderal DPP Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas berbincang khusus dengan cagub Demokrat, Ilham Arief Sirajuddin di Bandara Internasional Hasanuddin, Kamis, 24 Mei.
Pertemuan Ilham dengan menantu Ketua DPP PAN. Hatta Rajasa ini sempat menyinggung perkembangan pilgub Sulsel yang akan digelar 2013 mendatang. Ilham dan Ibas terlihat disalah satu ruangan di eksekutif Lounge Garuda.
Tidak diketahui apa saja yang dibicarakan antar keduanya, namun keduanya sempat berpindah ke salah satu ruangan khusus yang terpisah dengan ruangan yang ditempati oleh sejumlah pengurus DPP Demokrat. Ibas hadir di Makassar sekadar transit menuju Manado.
Dalam rombongan di partai berlambang mercy ini juga terlihat  Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua dan  Jhonny Allen Marbun, serta Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Denny Kailimang. Ditempat ini juga terlihat ketua Demokrat kabupaten Soppeng, Aris Muhammadiyah.
"Kami memang membicarakan sejumlah hal, termasuk melaporkan perkembangan politik di Sulsel termasuk pilgub," ujar Ilham usai pertemuan itu.
Ketua Demokrat Sulsel ini tidak merinci apa saja poin penting yang menjadi pembicaraan dengan Ibas. Sebelumnya, Ilham juga sempat di panggil khusus oleh SBY terkait perkembangan situasi politik di Sulsel.
Ibas, Anas dan rombongan  terlihat sempat menyantap sejumlah makanan tradisional yang disajikan seperti barongko. Suasana santai ini juga diwarnai dengan candaan Denny Kailimang kepada Ilham yang memanggilnya dengan sebutan Gubernur. "Pak gubernur, terima  kasih atas kue barongkonya," ujar Denny kepada Ilham sambil berlalu untuk melanjutkan perjalanan.
Anas dan Ilham yang berjalan beriringan langsung senyum – senyum mendengar candaan Denny tersebut. (hamsah umar)

Burhanuddin Akan Gandeng Makkaraeng


*Deadline Nojeng Senin Depan

MAKASSAR, FAJAR--Pascaditetapkan DPP Golkar sebagai cabup di Takalar, Burhanuddin Baharuddin mulai bicara bakal pendampingnya. Isyaratnya, Burhanuddin akan menggandeng Ketua DPRD Takalar, Abd Majid Makkaraeng.
Keinginan menggandeng Makkaraeng berdasar survei teratas posisi cawabup yang selama ini memang menempatkan Makkaraeng unggul. Namun, pilihan menggandeng pengurus DPD Golkar Sulsel itu hanya dilakukan kalau Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng menolak mendampinginya.
Burhanuddin tetap menempatkan Nojeng skala prioritas untuk mendampinginya di pemilukada Takalar, sebagaimana amanat DPP Golkar. Namun kalau melihat realitas sekarang dan pilihan Nojeng melawan partai, pilihan tersebut sulit terwujud. Apalagi, reaksi massa Nojeng cukup menyakinkan bahwa putra bupati Takalar itu tidak akan mau menjadi pendamping.
  "DPP Golkar kan memberi waktu tiga hari untuk mengatakan ya atau tidak. Tapi kalau saya, kita tunggu sampai hari Senin bagaimana sikapnya. Yang dibutuhkan dari dia kan apakah menerima atau tidak. Jadi itu saja, ya atau tidak," tegas Burhanuddin saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Kamis, 24 Mei.
Kalau pun Nojeng tetap berdasar sikapnya saat ini, menolak dan melawan kebijakan partai, Burhanuddin sudah mempersiapkan cawabup yang akan mendampinginya. Salah satunya adalah Ketua DPRD Takalar, Abd Majid Makkaraeng.
Burhanuddin menegaskan, dalam menentukan cawabup dirinya akan memberi prioritas cawabup yang mendaftar di Golkar dengan mempertimbangkan survei tertinggi. Kendati belum pernah melihat survei DPP mengenai cawabup, namun berdasar survei yang ada selama ini Majid Makkaraeng selalu berada pada posisi teratas. "Majid Makkaraeng itu selalu unggul surveinya untuk posisi cawabup. Tapi bagaimana survei DPP saya tidak tahu," tambahnya.
Kendati menyebut Makkaraeng memiliki survei tertinggi, Burhanuddin juga belum mau memastikan menggandeng Ketua DPRD Golkar tersebut. Peluang selain dia tetap terbuka misalnya figur yang tidak mendaftar di Golkar. Tapi bagi dia, cawabup yang melamar di Golkar tetap jadi prioritas dengan melihat tiga survei teratas.
Burhanuddin didampingi Ketua Tim Pemenangan Fahruddin Dg Rangga dan Tim Media, MS Baso mengaku tidak banyak waktu untuk bicara mengenai cawabup. Pasalnya tinggal tersisa tiga minggu proses pendaftaran di KPU Takalar sudah dimulai. Belum lagi persiapan untuk melakukan deklarasi pasangan juga harus segera dilakukan. Makanya, dia menargetkan pada 10 Juni mendatang, calon pendampingnya sudah harus jelas. Waktu yang mendesak inilah sehingga Burhanuddin dipastikan akan menggandengn Makkaraeng.
Kepercayaan Golkar menunjuk dirinya sebagai cabup Golkar Takalar adalah sebuah amanah sekaligus perintah yang harus dijalankan. Makanya, dia dan pasangannya akan bertekad memenangkan pertarungan.

Minta Nojeng Bertanggung Jawab
Sementara itu, aksi pembakaran atribut partai yang dilakukan massa Nojeng disesalkan DPD Golkar Sulsel. Mereka mengecam dan mengutuk tindakan tersebut yang menurutnya tidak mencirikan kader partai yang baik. Makanya, Golkar Sulsel mendesak agar pelaku pembakaran benbera partai ini diusut tuntas.
"Saya minta pelaku pembakaran bendera partai itu diusut tuntas. Kalau pelakunya bukan kader Golkar maka harus dilaporkan ke polisi. Tapi kalau pelaku adalah kader, partai harus bersikap dan memberi sanksi tegas," kata Biro Organisasi DPD Golkar Sulsel, Risman Pasigai.
Risman pun mendesak DPD Golkar Takalar untuk segera mengambil sikap dan mengusut pelaku pembakaran atribut partai tersebut. Kalau pun Golkar Takalar angkat tangan atau melakukan pembiaran, DPD Golkar Sulsel yang harus segera mengambil tindakan.
"Saya juga minta Ketua DPD Golkar Takalar untuk bertanggung jawab, karena kalau melihat pemberitaan hari ini pelakunya adalah massa Nojeng," kata Risman.
Desakan agar aksi anarkis massa Nojeng di Takalar diusut tuntas juga disampaikan kader muda Golkar sekaligus pengurus Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulsel, Ian Latanro. Kebrutalan massa Nojeng di Takalar terhadap Golkar tidak bisa didiamkan dan dibiarkan begitu saja.
"Kalau itu dibiarkan atau didiamkan akan menjadi potret bagi daerah lain. Jadi harus diusut tuntas sehingga kasus seperti ini tidak terjadi di kabupaten lain," kata Ian Latanro.
           Sesuai Juklak
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris menegaskan bahwa keputusan cabup Golkar di Takalar dan Bone merupakan kebijakan DPP Golkar sebagai pemegang kewenangan. "Jangan lagi ada kader yang berpikir lain, bahwa semua itu ditentukan oleh seorang saja, apalagi kalau yang dimaksud itu adalah ketua DPD Golkar Sulsel, hal itu hanya menurunkan soliditas dan solidaritas. Saya berharap apa yang menjadi keputusan partai, ditaati untuk kepentingan rakyat," kata Arfandi.
Apalagi, penentuan cabup di Takalar dan Bone ini sudah sesuai juklak setelah digodok tim pilkada pusat. Posisi DPD Sulsel hanya sebagai peserta rapat yang mengikuti ekspose hasil survei yang dilakukan oleh tim Pilkada DPP. Sekalipun DPD Golkar Takalar dan Bone menilai penetapan cabup itu sepihak, Arfandi menilai bahwa penetapan Burhanuddin dan Fahsar sudah sesuai juklak Golkar.
Golkar kabupaten/kota telah mengetahui mekanisme itu, bahwa DPP lah yang harus menetapkan satu, tidak mungkin dua. Tetapi kalau kita mau bersama atau bersatu tentu putusan itu dianggap berpihak atau tidak berpihak.
Penentuan cabup berdasarkan mekanisme partai oleh lembaga yang punya reputasi. Hasil inilah yang diekspose dihadapan tim pilkada Golkar yang terdiri Ketua Umum Aburizal Bakrie, Theo L Sambuaga, Fadel Muhammad, Muladi, Idrus Marham, Nurdin Halid, Darul Siska, dan Mahyuddin (Korda DPD  Golkar Sulsel)
Arfandi menambahkan, pembakaran atribut partai seperti bendera merupakan tindakan diluar sifat dan karakter kader Golkar dimana setiap kader harus menjunjung tinggi soliditas, disamping itu tahu dan mampu menempatkan atribut partai sehingga kalau ada yang membakar bendera partai Golkar itu berarti penyelundup.
"Mari kita memaknai arti dari ikrar panca bakti Golkar. Perbedaan itu adalah rahmat, dan ujung dari perjuangan partai Golkar adalah kesejahteraan rakyat. Kita semua ada di dalamnya, dan pilkada adalah proses. Janganlah karena pilkada sehingga kita bertolak belakang karena pilihan berbeda," imbuh Arfandi. (hamsah umar)